Perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh selama dua tahun ke depan didukung oleh konsumsi domestik dan investasi meskipun ekspor lemah, menurut laporan Bank Dunia pada Senin (24/6).
Pengeluaran rumah tangga, yang secara tradisional menjadi penyumbang utama terhadap Produk Domestik Bruto (PCB), serta pengeluaran terkait pemilu, mendorong Indonesia mencapai 5,11 persen pada kuartal pertama 2024.
Dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat sebesar lima persen secara keseluruhan pada tahun ini, diikuti oleh 5,1 persen pada 2025 dan 2026, menurut laporan Prospek Perekonomian Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Dunia.
Perkiraan terbaru ini menunjukkan peningkatan dari prediksi Bank sebelumnya sebesar 4,9 persen untuk tahun ini dan tahun depan, yang kemudian diikuti dengan lima persen pada 2026.
BACA JUGA: Pemerintah: Meskipun Rupiah Melemah, Ekonomi Tetap Stabil“Perekonomian diperkirakan akan mendapat manfaat dari peningkatan konsumsi masyarakat dan investasi, tetapi akan menghadapi hambatan, terutama dari memburuknya kondisi perdagangan,” kata laporan itu.
Laporan tersebut juga menggarisbawahi beberapa risiko terhadap perekonomian, termasuk tingginya suku bunga dan guncangan geopolitik, yang selanjutnya dapat membebani ekspor yang sudah terkena dampak penurunan harga.
“Prospeknya stabil, tetapi risikonya cenderung ke bawah,” kata ekonom senior Bank Dunia Wael Mansour pada konferensi pers.
“(Proyeksi) dasar kami mengasumsikan kesinambungan kebijakan, terutama yang terkait dengan peningkatan investasi.”
BACA JUGA: Tim Prabowo Bantah Rencana Naikkan Rasio Utang Jadi 50% dari PDBProyeksi terbaru mengasumsikan kontribusi besar dari konsumsi masyarakat, dengan peningkatan belanja pemerintah yang diperkirakan terjadi. Sementara itu, investasi asing langsung sebagai bagian dari PDB diproyeksikan akan kembali ke tingkat sebelum pandemi, kata Mansour.
Dia menambahkan bahwa aturan fiskal Indonesia yang “kredibel” turut membantu menarik investasi dan menurunkan premi risiko Indonesia.
Namun, presiden terpilih Prabowo Subianto dilaporkan berencana meningkatkan rasio utang terhadap PDB menjadi 50 persen, dari sebelumnya kurang dari 40 persen, untuk membiayai sejumlah program yang digaungkan selama masa kampanye, termasuk penyediaan makanan sekolah gratis.
Salah satu anggota tim kampanye Prabowo membantah rencana tersebut.
Anggaran pemerintah 2025, yang akan jatuh tempo pada Oktober, diharapkan dapat menguraikan rencana implementasi tujuan ekonomi pemerintahan baru, dan memberikan sinyal arah kebijakan fiskal. [ah/rs]