Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, menggelar Pameran "Picturing America" dan Seminar Ekonomi di Gedung De Javasche Bank, Surabaya.
SURABAYA, JAWA TIMUR —
Puluhan foto yang menggambarkan berbagai aktifitas ekonomi dan industri, dipamerkan di ruang pameran Gedung De Javasche Bank, Surabaya sejak tanggal 16 April 2014. Di tempat yang sama juga diselenggarakan Seminar Economic Speaker Series, yang pada hari terakhir rangkaian kegiatan pada Selasa (29/4), diisi dengan seminar bertema “Recent Economic Development of East Java and Regional Reasearch
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah IV Jawa Timur, Dwi Pranoto mengatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama pertama kali antara Bank Indonesia wilayah IV Jawa Timur dengan Amerika Serikat, yang ingin menggali potensi ekonomi yang ada di Jawa Timur, dengan berkaca pada keberhasilan industri dan perekonomian di Amerika Serikat.
“Ya bagaimana dia (Amerika Serikat) membangun industri, kan disini ada gambar-gambar bagaimana membangun industri dari awal sampai industri besar. Bagaimana prosesnya yang kita lihat, salah satunya kan industri. Seperti Jawa Timur, saya ambil contoh Jawa Timur kan unggul di industri pengolahan, PHR (Pariwisata, Hotel, Restoran), kontributor sektoral ya, dan pertanian," kata Dwi Pranoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur.
Hasil rangkaian seminar ini, menurut Dwi Pranoto, menekankan pada pentingnya aspek budaya dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa, yang itu sama-sama diterapkan oleh Indonesia maupun Amerika Serikat.
“Bahwa pembangunan ekonomi tidak akan terlepas dari melihat aspek-aspek kultur, aspek-aspek budaya. Jadi itu yang akan membuat pertumbuhan ekonomi lebih sustain, lebih berakar. Sustainable growth atau inklusif growth itu ada nuansa-nuansa local wisdom, kita kan gak bisa copy begitu saja konsep dari luar, plek gitu, tanpa melihat siapa kita," lanjut Dwi Pranoto.
"Konsep Amerika yang menawarkan bagaimana melihat budaya mereka, tentunya kita akan mempelajari dari perspektif kita. Mereka kan menunjukkan bagaimana mereka belajar, proses tahapan itu yang dapat kita pelajari,” tambahnya.
Sementara itu Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Joaquin F. Monserrate mengatakan, tidak semua provinsi di Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga perlu upaya bersama agar provinsi atau daerah yang belum baik secara ekonomi dapat mengejar ketertinggalannya.
“Ada provinsi, ada daerah yang tidak berkembang begitu cepat yang tidak mungkin memiliki kesempatan yang sama dengan Jawa Timur, mungkin di NTT (Nusa Tenggara Timur), di Maluku Utara. Kami harus juga prihatin tentang provinsi seperti itu, supaya kami bisa memastikan mereka juga ada kesempatan untuk ikut serta dalam proses ini,” kata Joaquin F. Monserrate, Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.
Keberhasilan Amerika Serikat di bidang industri dan ekonomi kata Joaquin F. Monserrate, diwujudkan dengan program bantuan yang mencakup banyak aspek. Bantuan ini secara khusus bagi Indonesia akan difokuskan pada daerah-daerah yang tertinggal secara ekonomi, seperti di kawasan Indonesia timur.
“Kami ada program bantuan untuk sisi yang pendidikan, air bersih, lingkungan dan perkembangan masyarakat sipil. Juga dengan pemerintah Indonesia, kami punya program bantuan, yang paling besar program millennium challenge corporation, dan itu termasuk pemerintahan, dan lingkungan, dan kesehatan. Terutama pada provinsi di Indonesia timur, dimana tidak ada kekayaan (sumber daya alam dan manusia) seperti di Jawa Timur,” kata Joaquin F. Monserrate, Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah IV Jawa Timur, Dwi Pranoto mengatakan, kegiatan ini merupakan kerjasama pertama kali antara Bank Indonesia wilayah IV Jawa Timur dengan Amerika Serikat, yang ingin menggali potensi ekonomi yang ada di Jawa Timur, dengan berkaca pada keberhasilan industri dan perekonomian di Amerika Serikat.
“Ya bagaimana dia (Amerika Serikat) membangun industri, kan disini ada gambar-gambar bagaimana membangun industri dari awal sampai industri besar. Bagaimana prosesnya yang kita lihat, salah satunya kan industri. Seperti Jawa Timur, saya ambil contoh Jawa Timur kan unggul di industri pengolahan, PHR (Pariwisata, Hotel, Restoran), kontributor sektoral ya, dan pertanian," kata Dwi Pranoto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur.
Hasil rangkaian seminar ini, menurut Dwi Pranoto, menekankan pada pentingnya aspek budaya dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa, yang itu sama-sama diterapkan oleh Indonesia maupun Amerika Serikat.
“Bahwa pembangunan ekonomi tidak akan terlepas dari melihat aspek-aspek kultur, aspek-aspek budaya. Jadi itu yang akan membuat pertumbuhan ekonomi lebih sustain, lebih berakar. Sustainable growth atau inklusif growth itu ada nuansa-nuansa local wisdom, kita kan gak bisa copy begitu saja konsep dari luar, plek gitu, tanpa melihat siapa kita," lanjut Dwi Pranoto.
"Konsep Amerika yang menawarkan bagaimana melihat budaya mereka, tentunya kita akan mempelajari dari perspektif kita. Mereka kan menunjukkan bagaimana mereka belajar, proses tahapan itu yang dapat kita pelajari,” tambahnya.
Sementara itu Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Joaquin F. Monserrate mengatakan, tidak semua provinsi di Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga perlu upaya bersama agar provinsi atau daerah yang belum baik secara ekonomi dapat mengejar ketertinggalannya.
“Ada provinsi, ada daerah yang tidak berkembang begitu cepat yang tidak mungkin memiliki kesempatan yang sama dengan Jawa Timur, mungkin di NTT (Nusa Tenggara Timur), di Maluku Utara. Kami harus juga prihatin tentang provinsi seperti itu, supaya kami bisa memastikan mereka juga ada kesempatan untuk ikut serta dalam proses ini,” kata Joaquin F. Monserrate, Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.
Keberhasilan Amerika Serikat di bidang industri dan ekonomi kata Joaquin F. Monserrate, diwujudkan dengan program bantuan yang mencakup banyak aspek. Bantuan ini secara khusus bagi Indonesia akan difokuskan pada daerah-daerah yang tertinggal secara ekonomi, seperti di kawasan Indonesia timur.
“Kami ada program bantuan untuk sisi yang pendidikan, air bersih, lingkungan dan perkembangan masyarakat sipil. Juga dengan pemerintah Indonesia, kami punya program bantuan, yang paling besar program millennium challenge corporation, dan itu termasuk pemerintahan, dan lingkungan, dan kesehatan. Terutama pada provinsi di Indonesia timur, dimana tidak ada kekayaan (sumber daya alam dan manusia) seperti di Jawa Timur,” kata Joaquin F. Monserrate, Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.