Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan pada Jumat (20/9) telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai $500 juta atau sekitar Rp7,7 triliun untuk mendanai program yang dirancang untuk membantu upaya transisi energi Indonesia.
Indonesia yang kaya akan sumber daya, menargetkan emisi karbon nol bersih pada tahun 2060. Pemerintah telah berupaya mengurangi penggunaan batu bara di sektor energi dengan dukungan finansial dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) G7, tetapi pencairan dana tersebut berjalan lambat.
Menyoroti ketergantungan Indonesia pada batu bara, ADB mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa program tersebut "berfokus pada pembentukan kebijakan dan kerangka peraturan yang kuat untuk transisi energi bersih, memperkuat tata kelola sektor dan keberlanjutan keuangan."
BACA JUGA: Pemerintah Minta Bantuan Dunia Percepat Penghentian PLTU Batu Bara"Indonesia berada pada titik kritis dalam perjalanan transisi energinya," kata Jiro Tominaga, direktur perwakilan ADB untuk Indonesia, seraya menambahkan pinjaman tersebut mendukung upaya Jakarta "untuk mempercepat peralihannya menuju energi berkelanjutan dan bersih".
Program tersebut mencakup pengembangan rencana kebijakan dan investasi yang didukung JETP, serta peningkatan kapasitas energi terbarukan, kata ADB.
Mitra pembiayaan bersama ADB untuk program ini meliputi badan pembangunan Prancis, Agence Française de Développement (AFD), dan pemberi pinjaman negara Jerman KfW. [rz/rs]