Gubernur Bank Sentral Amerika Jerome Powell, dalam kesaksian di hadapan panel Senat, hari Selasa (7/3) mengatakan pihaknya dapat meningkatkan ukuran kenaikan suku bunga dan menaikkan biaya pinjaman ke tingkat yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan sebelumnya, jika ada bukti yang terus menunjukkan penguatan ekonomi dan inflasi yang tinggi.
“Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diperkirakan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya,” ujar Powell dalam kesaksian pada Komite Perbankan Senat.
“Jika data keseluruhan menunjukkan diperlukannya pengetatan yang lebih cepat, maka kami akan siap meningkatkan laju kenaikan suku bunga,” tambahnya.
Pernyataan Powerll meningkatkan kemungkinan bahwa Bank Sentral akan menaikkan suku bunga utamanya setengah poin persentase dalam pertemuan berikutnya 21-22 Maret, setelah melakukan kenaikan seperempat poin pada awal Februari lalu.
BACA JUGA: Tim Pakar: Kebijakan Bank Sentral AS Terus Naikkan Suku Bunga Bisa Picu ResesiBank Sentral sebelumnya telah menaikkan suku bunga acuan setengah poin pada bulan Desember, dan memberlakukan empat kenaikan tiga perempat poin sebelumnya.
Selama setahun terakhir ini, Bank Sentral Amerika telah delapan kali menaikkan suku bunga utama, yang mempengaruhi banyak pinjaman konsumen dan bisnis.
Sebagian besar ekonom dan investor di Wall Street memperkirakan Bank Sentral akan menaikkan seperempat poin lagi dalam pertemuan mendatang. Namun dalam beberapa hari terakhir ini, para pedagang di pasar berjangka memperkirakan kemungkinan kenaikan setengah poin yang lebih besar.
Powell mengakui inflasi “telah moderat dalam beberapa bulan terakhir,” tetapi menambahkan bahwa “proses menurunkan inflasi menjadi dua persen masih jauh dan kemungkinan akan bergelombang.”
Sebagian pejabat Bank Sentral Amerika pekan lalu mengatkaan mereka akan mendukung kenaikan suku bunga utama di atas level 5,1% yang telah diproyeksikan bulan Desember lalu, jika pertumbuhan dan inflasi tetap tinggi.
Ketika Bank Sentral menaikkan suku bunga utamanya, biasanya hal ini mebuat hipotek, pinjaman mobil, suku bunga kartu kredit dan pinjaman bisnis menjadi lebih mahal. Ini adalah tren yang dapat memperlambat pengeluaran dan inflasi, tetaip juga berisiko menyebabkan ekonomi mengalami resesi.
Your browser doesn’t support HTML5
Inflasi, yang diukur dari tahun ke tahun, telah melambat dari puncaknya pada bulan Juni 2022 yang mencapai 9,1%. Kini tingkat inflasi di Amerika adalah 6,4%.
Tetapi kemajuan ini terhenti pada bulan Januari lalu. Ukuran kenaikan harga yang diharapkan Bank Sentral naik dari bulan Desember hingga Januari, atau yang tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Powell mencatat sejauh ini sebagian besar perlambatan inflasi mencerminkan rusaknya rantai pasokan yang memungkinkan lebih banyak furnitur, pakaian, semikonduktor dan barang-barang fisik lainnya mencapai wilayah Amerika. Sebaliknya, tekanan inflasi tetap mengakar di berbagai bidang sektor jasa ekonomi yang luas. [em/jm]