Bank sentral Italia memblokir pembayaran elektronik, termasuk kartu kredit, di Vatikan karena masalah transparansi dan kontrol pencucian uang.
VATICAN CITY —
Para turis di Vatikan sekarang ini hanya dapat membayar tiket museum, cenderamata dan layanan lainnya hanya dengan uang tunai setelah bank sentral Italia memutuskan untuk memblokir pembayaran elektronik, termasuk kartu kredit, di negara kota tersebut.
Sebuah sumber yang dekat dengan Bank of Italy pada Kamis (3/1) mengatakan bank sentral tersebut pada Desember tidak memberi izin pada Deutsche Bank Italy, penyedia layanan pembayaran elektronik di Vatikan, karena negara tersebut dianggap kurang transparan dan kurang memberlakukan kontrol dan pengawasan terhadap pencucian uang.
“Selain dianggap tidak menghormati peraturan pencucian uang, Vatikan juga dianggap kurang memiliki legislasi dan pengawasan yang semestinya atas perbankan dan sektor keuangan,” ujar sumber tersebut.
Vatikan mengalami kesulitan menghapus reputasi kurang transparan dalam hal keuangan, yang bermula saat Roberto Calvi, warga Italia yang disebut “bankir Tuhan” karena hubungannya dengan Vatikan, ditemukan tewas digantung di bawah Jembatan Blackfriars di London.
Pada 2012, Moneyval, komite yang didukung Dewan Eropa, menemukan masalah-masalah serius dalam bank Vatikan, atau Institute for Works of Religion, dan mendesaknya memperkuat upaya mencegah pencucian uang dan meningkatkan transparansi.
Pihak berwenang di Vatikan mengatakan bahwa perjanjiannya dengan sebuah bank yang sebelumnya mendukung pembayaran elektronik telah kadaluarsa. Pihak tersebut mengatakan masalah tersebut sedang dibahas dan dalam waktu dekat semua masalah gangguan pembayaran akan teratasi.
Para turis yang mengantre di tempat-tempat wisata di negara tersebut merasa tidak senang dengan ketidaknyamanan terkait pembayaran elektronik.
Pariwisata merupakan sumber pendapatan utama bagi Vatikan, di luar donasi dan investasi. Pada 2011, lima juta pengunjung museum membawa penghasilan 91,3 juta euro untuk negara kota tersebut. (AP/Reuters)
Sebuah sumber yang dekat dengan Bank of Italy pada Kamis (3/1) mengatakan bank sentral tersebut pada Desember tidak memberi izin pada Deutsche Bank Italy, penyedia layanan pembayaran elektronik di Vatikan, karena negara tersebut dianggap kurang transparan dan kurang memberlakukan kontrol dan pengawasan terhadap pencucian uang.
“Selain dianggap tidak menghormati peraturan pencucian uang, Vatikan juga dianggap kurang memiliki legislasi dan pengawasan yang semestinya atas perbankan dan sektor keuangan,” ujar sumber tersebut.
Vatikan mengalami kesulitan menghapus reputasi kurang transparan dalam hal keuangan, yang bermula saat Roberto Calvi, warga Italia yang disebut “bankir Tuhan” karena hubungannya dengan Vatikan, ditemukan tewas digantung di bawah Jembatan Blackfriars di London.
Pada 2012, Moneyval, komite yang didukung Dewan Eropa, menemukan masalah-masalah serius dalam bank Vatikan, atau Institute for Works of Religion, dan mendesaknya memperkuat upaya mencegah pencucian uang dan meningkatkan transparansi.
Pihak berwenang di Vatikan mengatakan bahwa perjanjiannya dengan sebuah bank yang sebelumnya mendukung pembayaran elektronik telah kadaluarsa. Pihak tersebut mengatakan masalah tersebut sedang dibahas dan dalam waktu dekat semua masalah gangguan pembayaran akan teratasi.
Para turis yang mengantre di tempat-tempat wisata di negara tersebut merasa tidak senang dengan ketidaknyamanan terkait pembayaran elektronik.
Pariwisata merupakan sumber pendapatan utama bagi Vatikan, di luar donasi dan investasi. Pada 2011, lima juta pengunjung museum membawa penghasilan 91,3 juta euro untuk negara kota tersebut. (AP/Reuters)