Banks Sentral Taiwan Belum Berencana Luncurkan Mata Uang Digital

Bendera nasional Taiwan terlihat di atas gedung Bank Sentral Taiwan di Taipei (foto: ilustrasi).

Bank Sentral Taiwan pada hari Minggu (7/7) menyatakan mereka belum berencana meluncurkan mata uang digital, dan memperingatkan bahwa proyeknya akan “sangat besar dan kompleks”. Namun, mereka akan menggelar audiensi terkait isu tersebut tahun depan untuk menginfomasikannya kepada publik.

Bank sentral itu tengah mengerjakan sebuah proyek percontohan untuk mata uang digital yang dikelola pemerintah, yang memungkinkan warganya menggunakan dompet digital dan melakukan pembayaran tanpa menggunakan kartu debit atau kartu kredit.

“Meskipun saat ini bank (sentral) belum berencana menerbitkan mata uang digital, pihak bank melakukan penelitian dan eksperimen yang masih terus berlanjut. Bank juga telah meningkatkan efisiensi pemrosesan dan penerapan sistem pembayaran yang inovatif,” kata bank itu dalam sebuah laporan kepada parlemen Taiwan.

BACA JUGA: Bursa Kripto Jepang Laporkan Kerugian $300 Juta Akibat 'Kebocoran' Bitcoin

Menjelang rapat dengar pendapat antara Gubernur Bank Sentral Taiwan Yang Chin-long dengan para anggota parlemen pada Senin (8/7), dalam laporan itu, pihak bank sentral menyatakan perlu adanya penyebaran informasi secara meluas, mengingat peluncuran mata uang digital itu akan berdampak pada banyak orang. Audiensi publik dan sejumlah forum akan diselenggarakan tahun depan untuk menyampaikan informasi soal mata uang itu.

“Promosi mata uang digital bank sentral adalah sebuah proyek besar dan kompleks, yang perlu waktu lama untuk mengerjakannya,” tambahnya.

Sebanyak 134 negara yang kini menyumbang 98% ekonomi global tengah mengeksplorasi versi digital dari mata uang mereka. Lebih dari setengahnya berada dalam tahap pengembangan, percontohan, atau peluncuran, menurut sebuah studi yang dirilis pada Maret lalu.

Para pendukungnya mengatakan bahwa mata uang digital akan memungkinkan fungsionalitas baru dan menawarkan opsi lain dari transaksi uang tunai fisik. Namun, mata uang digital juga memicu protes di sejumlah negara karena adanya potensi pengintaian oleh pemerintah. [br/jm]