Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness mengumumkan pada Selasa (10/9) bahwa negaranya akan mengirim dua lusin tentara dan polisi ke Haiti pekan ini. Pasukan tersebut akan meningkatkan misi pimpinan Kenya yang didukung PBB untuk memerangi geng-geng yang melakukan kekerasan di Haiti.
Pasukan yang terdiri atas 20 tentara dan empat polisi dijadwalkan tiba pada Kamis (12/9) dan akan bergabung dengan hampir 400 polisi Kenya yang tiba awal tahun ini. Mereka akan bekerja sama dengan polisi dan militer Haiti, kata Wakil Laksamana Antonette Wemyss-Gorman, kepala staf pertahanan untuk militer Jamaika.
Pasukan Jamaika akan bertanggung jawab atas komando, perencanaan, dan dukungan logistik, kata Holness dalam konferensi pers. Jamaika telah menjanjikan total 170 tentara dan 30 polisi, tetapi Holness mengatakan tidak mungkin untuk mengerahkan mereka sekaligus.
BACA JUGA: Pembobolan Penjara Terjadi Lagi di Haiti, Sejumlah Narapidana Kabur"Itu tidak praktis," katanya. Ia menambahkan bahwa fasilitas untuk menampung mereka yang datang dan struktur komando perlu disiapkan sebelum jumlah yang dijanjikan sepenuhnya dikerahkan.
"Kami menginginkan operasi yang sangat sukses," ujarnya.
Jumlah awal pasukan polisi dan tentara yang diumumkan Holness mengejutkan banyak pihak, dan muncul setelah pemerintah AS memperingatkan bahwa misi yang dipimpin Kenya kekurangan uang dan personel.
Menurut AS, misi penjaga perdamaian PBB adalah salah satu cara untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya.
Holness tidak mengomentari kemungkinan adanya misi penjaga perdamaian PBB. Ia hanya mengatakan bahwa misi saat ini "bisa menjadi proses yang panjang dan bertele-tele."
Ia menambahkan bahwa misi itu bukanlah satu-satunya atau solusi terakhir untuk masalah di Haiti. Geng-geng di sana menguasai 80% wilayah ibu kota Haiti, Port-au-Prince. [ka/jm]