Bantu Tampung Pengungsi Rohingya, Indonesia Desak Dunia Berikan Bantuan Nyata

Para pengungsi etnis Muslim-Rohingya di kamp pengungsian di gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis, 10 September 2020. (Foto: Courtesy/Humas Pemkot Lhokseumawe)

Indonesia mendesak Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk memberikan bantuan nyata, tidak sekedar narasi semata guna menangani pengungsi Rohingya di Indonesia. Selama ini warga dan pemerintah lokal yang mengurus seluruh keperluan ratusan pengungsi yang tiba di Aceh dengan kapal-kapal kecil.

Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) – bersama Amerika, Inggris, Uni Eropa dan sejumlah negara ASEAN – Kamis malam (22/10) melangsungkan pertemuan virtual untuk mencari solusi memenuhi kebutuhan kemanusiaan mendesak bagi warga minoritas Muslim-Rohingya di dalam dan luar Myanmar. Pertemuan ini juga berupaya memastikan dukungan bagi negara-negara yang ikut terkena dampak dari krisis kemanusiaan ini dan kini menampung ratusan ribu pengungsi asal Myanmar itu.

Diwawancarai VOA di sela-sela pertemuan itu, Direktur Hak Asasi Manusia di Kementerian Luar Negeri Indonesia Achsanul Habib mengatakan ada tiga hal yang disampaikan Indonesia dalam pertemuan itu, mulai dari penanganan akar masalah di daerah konflik guna menyelesaikan isu pengungsi, hingga soal perlunya kerjasama internasional yang lebih nyata terkait isu-isu lain yang berkelindan dengan persoalan pengungsi, misalnya soal penyelundupan dan perdagangan manusia.

Tetapi ia juga menegaskan satu hal penting lainnya yaitu dukungan nyata badan-badan internasional dan negara lain tidak dalam bentuk narasi semata.

“Kami menegaskan kembali bahwa komitmen, dukungan dan ucapan simpati pada negara-negara yang menerima dan menjadi tujuan transit, sedianya tidak berhenti sampai disitu. Ayo diwujudkan dalam bentuk bantuan yang tangible, yang kelihatan bentuknya, ada beban yang seharusnya ditanggung bersama. Bukan hanya narasi yang kita tunggu. Dalam hal ini peran UNHCR harus sampai di lapangan, bukan sekedar menghimbau dan menyampaikan ajakan, tetapi juga memproteksi pengungsi secara langsung. Proteksi ini bukan saja soal mengelola sebuah kamp, tetapi juga memikirkan agar mereka tidak menjadi korban penyelundupan dan perdagangan orang. Ini jelas terindikasi dari sebagian pengungsi yang kita tampung, yang ternyata dibebani biaya tertentu untuk melakukan perjalanan dari kamp-kamp,” ujarnya.

Untuk menangani pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh, tambah Habib, yang selama ini turun tangan justru warga lokal di Lhokseumawe, Aceh Utara, bersama pemerintah lokal dan Palang Merah Indonesia saja.

Sejumlah laki-laki dari pengungsi etnis Muslim-Rohingya berada kamp pengungsian di Gedung BLK Kota Lhokseumawe, Aceh. (Foto dok: Courtesy/Humas Pemkot Lhokseumawe)

Ratusan Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh

Dua ratus sembilan puluh tujuh warga Rohingya tiba di perairan Aceh, tepatnya di Desa Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, pada 7 September lalu. Rombongan pengungsi yang terdiri dari 181 perempuan, 102 laki-laki dan 14 anak-anak ini diselamatkan oleh para nelayan ketika kapal kecil mereka mendekati perairan Aceh setelah terapung-apung di tengah laut selama tujuh bulan. Beberapa pengungsi mengatakan sedikitnya 30 orang lainnya meninggal dunia selama perjalanan laut yang berbahaya itu dan jenazahnya telah dilarung ke laut.

Sebelumnya, hampir 100 pengungsi juga telah tiba di Aceh pada akhir Juli. Kedua rombongan ini diduga kuat berasal dari satu kelompok besar yang masih bertahan di tengah laut.

Warga lokal di Aceh membantu menampung para pengungsi Rohingya yang terkatung-katung di kapal kayu (foto: dok).

AS Puji Sikap Warga Lokal Aceh

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Stephen Biegun dalam pertemuan virtual Kamis malam memuji tindakan warga Aceh itu. “Tindakan kemanusiaan Indonesia baru-baru ini, dengan menawarkan perlindungan yang aman bagi pengungsi Rohingya, merupakan contoh bagi kawasan itu. Staf saya menyampaikan laporan tentang nelayan-nelayan Indonesia yang mengarungi laut guna menyelamatkan perempuan dan anak-anak Rohingya yang terdampar. Tindakan ini merupakan bukti kemanusiaan dan moral yang sedianya kita miliki dalam membantu menyelesaikan krisis ini,” ujarnya.

AS Beri Tambahan Bantuan US$200 Juta

Untuk membantu memenuhi kebutuhan kemanusiaan mendesak dalam upaya menangani warga minoritas Muslim-Rohingya di dalam dan luar Myanmar ini, pemerintah Amerika mengatakan “akan memberikan anggaran tambahan 200 juta dolar.” Biegun mengatakan “dikombinasikan dengan pendanaan yang telah diumumkan sebelumnya, maka total kontribusi Amerika tahun 2020 ini mencapai lebih dari 437 juta dolar, dan membuat total kontribusi Amerika sejak Agustus 2017 menjadi hampir 1,2 miliar dolar,” termasuk untuk penanganan pengungsi Rohingya di Myanmar, Bangladesh, Malaysia, Indonesia, Thailand dan India.

Your browser doesn’t support HTML5

Bantu Tampung Pengungsi Rohingya, Indonesia Desak Dunia Berikan Bantuan Nyata


PBB sebelumnya telah menyampaikan permohonan bantuan lebih dari satu miliar dolar Amerika untuk menangani pengungsi Rohingya ini. Namun terus meluasnya perebakan pandemi virus corona membuat target ini tak kunjung tercapai.

Lebih dari 860.000 pengungsi Muslim-Rohingya kini tinggal di berbagai tempat penampungan di Cox Bazar, Bangladesh. Sebagian besar diantara mereka adalah bagian dari 740.000 warga yang melarikan diri dari negara bagian Rakhine akibat aksi kekerasan pada pertengahan tahun 2017. Lebih dari 150.000 lainnya kini mengungsi ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. [em/jm]