Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (International Federation of Red Cross and Red Crescent/IFRC) mengatakan pada Selasa (16/5) bahwa bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan telah mencapai Port Sudan, sementara lebih banyak kekerasan dilaporkan terjadi di tengah konflik antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter saingannya.
Pengiriman pasokan itu termasuk selimut, peralatan dapur, dan kelambu untuk 500 keluarga, kata IFRC dalam sebuah pernyataan.
Pengiriman lain diharapkan dalam beberapa hari mendatang berisi pasokan medis.
“Sebagian besar pasokan bantuan kami telah didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan, meskipun ada yang dijarah di Khartoum dan Darfur,” kata Direktur Regional IFRC untuk Afrika Mohammed Mukhier. “Jadi, pengiriman kemanusiaan internasional ini datang pada saat yang genting karena akan membantu Bulan Sabit Merah Sudan untuk membantu orang-orang yang terjebak di antara konflik dan banjir berikutnya, yang biasa terjadi di negara ini.”
Sejak pertempuran meletus lebih dari sebulan yang lalu, sedikitnya 600 orang telah tewas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Konflik tersebut telah membuat lebih dari 700.000 orang mengungsi di Sudan, sementara 200.000 lainnya telah melarikan diri ke negra-negara tetangga, kata PBB.
Tentara Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kini memerangi pasukan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dipimpin oleh Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo.
Kedua jenderal tersebut adalah mantan sekutu yang bersama-sama mengatur kudeta militer Oktober 2021 yang menggagalkan transisi ke pemerintahan sipil setelah tergulingnya pemimpin yang lama berkuasa Omar al-Bashir pada 2019. [lt/uh]