Bantuan Langsung Tunai Bantu Kurangi Deforestasi di Indonesia

Warga menerima bantuan tunai langsung (BLT) sebesar Rp 600 ribu di tengah wabah virus corona, di Medan, Sumatra Utara, 18 Mei 2020. (Foto: AFP)

Para peneliti mengatakan, Jumat (12/6), bantuan langsung tunai (BLT) untuk membantu warga miskin yang tinggal di desa-desa di Indonesia, juga bisa mengurangi deforestasi hingga 30 persen. Ini meningkatkan harapan bahwa upaya untuk mengatasi kemiskinan dan melindungi hutan bisa berjalan bersamaan.

Studi itu menganalisa program untuk mengurangi kemiskinan tersebut dengan mempelajari sekitar 7.500 desa yang menerima BLT antara 2008 dan 2012.

"Dari sisi manapun, program anti-kemiskinan pada umumnya menyebabkan berkurangnya deforestasi di desa-desa yang menerimanya," kata salah seorang penulis studi Paul Ferraro, seorang profesor perilaku manusia dan kebijakan publik pada Universitas Johns Hopkins di AS.

Para peneliti mendapati bahwa para petani di desa-desa penerima BLT biasanya membuka lahan hutan untuk ditanami lebih banyak tanaman, jika mereka memperkirakan hasil panen akan turun karena musim hujan terlambat atau kemarau berkepanjangan.

Namun, ketika mereka mendapatkan BLT, mereka beralih membeli bahan pangan dari pasar-pasar, dari pada membuka hutan. Lebih lanjut Ferraro mengatakan BLT juga bisa digunakan petani sebagai jaminan untuk mengambil pinjaman.

Menurut Bank Dunia, dalam dua dasawarsa terakhir, Indonesia berhasil mengurangi tingkat kemiskinan sebanyak lebih dari separuh menjadi kurang dari 10 persen dari populasi berjumlah 260 juta orang pada 2019.

Negara di Asia Tenggara itu, yang memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia, juga merupakan produsen utama minyak kelapa sawit -- yang menghasilkan jutaan lapangan kerja, tapi dikecam oleh pencinta lingkungan karena menyebabkan deforestasi dan kebakaran.

Berdasarkan data yang diterbitkan bulan ini oleh Global Forest Watch, Indonesia, negara terpadat keempat di dunia, disebut sebagai salah satu dari tiga negara tertinggi yang mengalami deforestasi hutan hujan pada 2019. Global Forest Watch melakukan pengawasan hutan dengan menggunakan satelit.

Studi baru mengenai Indonesia itu, yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, mempelajari data mengenai berkurangnya pepohonan bagi desa-besa dekat hutan, sebelum dan setelah program kesejahteraan itu dimulai. [vm/ft]