Barat dan Arab Bahas Masa Depan Libya Tanpa Gaddafi

Menlu AS Hillary Rodham Clinton disambut oleh pejabat UEA, Tareq Al-Haidan di bandara Abu Dhabi (8/6).

Kelompok 22 negara akan membahas penggunaan dana untuk bantuan keuangan bagi pemberontak Libya, Dewan Transisi Nasional.

Negara-negara Barat dan Arab mengadakan pertemuan di Uni Emirat Arab hari Kamis untuk membicarakan perencanaan di Libya tanpa pemimpin Moammar Gaddafi.

Kelompok itu juga diperkirakan akan membahas penggunaan dana yang disepakati bulan Mei yang akan disediakan untuk bantuan keuangan dan lain-lain kepada pemberontak Libya, Dewan Transisi Nasional.

Para menteri luar negeri dari Kelompok Kontak Libya yang beranggotakan 22 negara itu, yang mencakup Amerika, Perancis, Inggris, dan Italia, serta delegasi dari PBB, Liga Arab, Dewan Kerjasama Teluk dan badan-badan kawasan lain, akan menghadiri pertemuan itu.

Hari Rabu, Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates menantang 5 sekutu militer utama agar mengemban bagian yang lebih besar dalam serangan udara NATO terhadap pasukan Gaddafi.

Dalam pertemuan NATO di Brussels, Gates mengatakan Negeri Belanda, Spanyol, dan Turki sebaiknya meningkatkan partisipasi terbatas mereka dengan bergabung dalam misi penyerangan terhadap sasaran-sasaran di darat. Ia juga meminta kepada Jerman dan Polandia, dua negara yang tidak aktif sama sekali secara militer di Libya, agar membantu dalam bentuk apapun.

Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan NATO sedang mempersiapkan suatu Libya tanpa pemimpin otoriternya. Pimpinan NATO itu mengatakan soal Gaddafi bukan lagi “apakah” ia akan turun, melainkan “kapan” akan turun.

Sementara itu, serangan udara yang diduga oleh NATO di Tripoli Rabu malam setelah berhenti menyusul hari pemboman paling berat sejak Maret. Ribuan pasukan pro-Gaddafi melakukan serangan berat terhadap kota Misrata yang dikuasai pemberontak hari Rabu, menewaskan paling sedikit 12 orang dan melukai lebih dari 25 lainnya.