Barat Kecam Hukuman Berat China Terhadap Cendekiawan Uighur

Cendekiawan Ilham Tohti dari kelompok minoritas Uighur di China.

Hukuman dipandang terlalu berat karena Tohti dianggap sebagai seorang moderat dalam yang dengan konsisten dan damai memperjuangkan persamaan hak kelompok Uighur.

Negara-negara kuat Barat mengecam keputusan China menghukum cendikiawan Uighur terkenal dengan penjara seumur hidup atas tuduhan separatisme.

Pengadilan di daerah Xinjiang, China barat, pada Selasa (23/9) menjatuhkan hukuman seumur hidup terhadap Ilham Tohti, seorang profesor ekonomi yang tidak setuju dengan perlakuan pemerintah China terhadap minoritas Uighur.

Hukuman dipandang terlalu berat, karena Tohti dianggap sebagai seorang moderat dalam masyarakat Uighur yang dengan konsisten, tetapi damai, memperjuangkan persamaan hak bagi kelompok etnik yang mayoritas Muslim itu.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan Amerika “sangat gusar” dengan hukuman tersebut. Kerry mengatakan membungkam pengkritik damai seperti Tohti hanya akan memperburuk ketegangan di Xinjiang, di mana kerusuhan telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa bulan ini.

Para pejabat Gedung Putih juga mengatakan mereka sangat prihatin atas vonis terhadap Tohti, yang mereka sebut profesor yang dihormati karena ia sudah lama berjuang untuk menjembatani antara warga Uighur dan Han di China.

Dalam pernyataan tertulis, Uni Eropa mengecam apa yang disebutnya vonis yang sama sekali tidak dapat dibenarkan. Dikatakannya, Beijing tidak menghormati proses hukum yang adil dan mendesak China agar membebaskan Tohti segera dan tanpa syarat.