Bayar Denda Jutaan Dolar ke Brazil, X Salah Rekening

Akun X milik Elon Musk terlihat diblokir di layar ponsel dalam ilustrasi ini setelah regulator Brazil menangguhkan akses platform tersebut sesuai perintah hakim, 31 Agustus 2024. (Foto: Jorge Silva/REUTERS)

X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, akhirnya didenda sebesar $5,2 juta karena gagal mematuhi sejumlah perintah pengadilan.

Platform X milik Elon Musk akhirnya membayar denda jutaan dolar ke Brazil dalam penyelesaikan sengketa dengan hakim yang melarang penggunaan media sosial itu tersebut di pasar Amerika Latin. Brazil menuding X menyebarkan informasi yang keliru pada saat kampanye pemilu Brazil pada 2022.

Namun, platform tersebut mentransfer uang ke rekening yang salah, kata Hakim Agung Alexandre de Moraes pada Jumat (4/10). Ia memerintahkan penutupan X pada Agustus.

X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, akhirnya didenda sebesar $5,2 juta karena gagal mematuhi sejumlah perintah pengadilan.

Moraes menyatakan bahwa jejaring sosial tersebut akhirnya membayar penalti yang ditetapkan. Namun, transfer denda itu dilakukan ke rekening yang berbeda dari yang tercantum dalam perintah pengadilan. Hakim menyebutkan bahwa mereka telah memerintahkan agar dana tersebut segera dipindahkan.

BACA JUGA: X Setuju Bayar Denda ke Brazil Menyusul Pertikaian dengan Pengadilan 

Moraes memblokir X pada 31 Agustus setelah Musk menolak menghapus banyak akun sayap kanan yang dituduh menyebarkan disinformasi dan gagal menunjuk perwakilan hukum baru di negara tersebut sesuai perintah.

X, yang memiliki 22 juta pengguna di Brazil sebelum diblokir Moraes, berharap pembayaran denda tersebut akan menyelesaikan perselisihan ini. Minggu lalu, X mengaku telah memenuhi tuntutan pengadilan lainnya, termasuk menunjuk perwakilan hukum di Brazil.

Perselisihan antara Musk dan Moraes berkembang menjadi isu panas yang mendapat perhatian seluruh dunia. Kasus tersebut dianggap sebagai ujian dalam kebebasan berekspresi dan upaya melawan disinformasi.

Musk yang marah melontarkan kritik pedas terhadap Moraes atas larangan tersebut. Ia menyebut sang hakim sebagai "diktator jahat" dan menjulukinya "Voldemort," karakter antagonis dalam serial "Harry Potter."

Ilustrasi aplikasi platform media sosial X di sebuah telepon pintar di Rio de Janeiro, Brazil pada 18 September 2024. (Foto: Mauro PIMENTEL / AFP)

Namun, dalam beberapa hari terakhir, ia tampak lebih bungkam mengenai masalah tersebut dan X tampak bersemangat melakukan apa pun yang diperlukan agar larangan itu dicabut.

X sempat kembali aktif di Brazil pada pertengahan September setelah mengaku pihaknya berhasil menemukan solusi teknis yang mereka klaim "tidak disengaja."

Namun, layanannya kembali offline setelah Moraes mengancam akan memberikan tambahan panalti lagi.

Perselisihan antara X dan Moraes dimulai saat kampanye pemilihan presiden Brazil 2022. Pada saat itu, Moraes memerintahkan perusahaan tersebut untuk menonaktifkan akun-akun pengikut petahana sayap kanan yang gagal, Jair Bolsonaro.

Kondisi semakin memanas setelah pendukung Bolsonaro menyerang gedung-gedung federal di Brasilia, pasca pelantikan saingan sayap kirinya, Luiz Inacio Lula da Silva, sebagai presiden pada Januari 2023. [ah/ft]