Beijing Kecam Bentrokan di Perbatasan Myanmar yang Tewaskan Warga China

Anggota keamanan berdiri di dekat kendaraan polisi menyusul ledakan setelah peluru artileri jatuh di Nansan, Provinsi Yunnan, Cgina, dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video media sosial, dirilis pada 3 Januari 2024. (Video Diperoleh Reuters/via REUTERS)

Beijing, Kamis (4/1) menyatakan “ketidakpuasan yang kuat” karena pertempuran di negara tetangganya, Myanmar, telah menyebabkan warganya menjadi korban. Beijing juga mengatakan akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk melindungi warga negaranya, setelah muncul laporan mengenai peluru artileri Myanmar yang meledak di seberang perbatasannya.

Konflik bersenjata telah berkecamuk di negara bagian Shan, Myanmar Utara, sejak Oktober, ketika aliansi kelompok-kelompok etnis minoritas melancarkan ofensif terhadap junta militer.

Beberapa media China melaporkan pada hari Rabu bahwa sebuah peluru artileri dari Myanmar jatuh di seberang perbatasannya di kota Nansan, Provinsi Yunnan, China. Peluru itu meledak dan mencederai banyak orang.

Kantor berita AFP tidak dapat memverifikasi secara independen berbagai laporan tersebut maupun foto-foto yang menyertainya yang diposting di media sosial.

Ketika ditanya mengenai laporan itu pada pengarahan pers reguler hari Kamis, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan, China “menyatakan ketidakpuasan yang kuat karena konflik bersenjata telah menyebabkan warga China menjadi korban,” seraya menambakan bahwa Beijing telah “menyampaikan pernyataan serius kepada pihak-pihak yang terkait.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri di Beijing, Jumat, 16 Juni 2023. (AP/Liu Zheng)

“China sekali lagi meminta semua pihak dalam konflik di bagian utara Myanmar untuk segera menghentikan permusuhan dan mengambil langkah-langkah praktis guna mencegah insiden merugikan lebih jauh yang membahayakan perdamaian dan ketenangan di perbatasan,” kata Wang.

“China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga keamanan nyawa dan harta benda warga negaranya,” ujarnya.

Wang tidak merinci berapa banyak orang yang tewas atau cedera dalam insiden itu.

Aliansi etnis telah merebut beberapa kota dan pusat perbatasan yang penting bagi perdagangan dengan China, yang menurut para analis merupakan tantangan militer terbesar bagi junta sejak merebut kekuasaan pada tahun 2021.

Bulan lalu, Beijing mengatakan telah menengahi pembicaraan antara militer Myanmar dan aliansi kelompok-kelompok etnis bersenjata dan mencapai kesepakatan bagi “gencatan senjata sementara.”

Akan tetapi bentrokan berlanjut di beberapa daerah di negara bagian Shan. Kedutaan besar China pekan lalu meminta warganya agar meninggalkan daerah di sepanjang perbatasannya dengan Myanmar karena masalah keamanan tersebut. [uh/ka]