Belarus Katakan Perlu Jaminan Keamanan Rusia

Presiden Belarus Alexander Lukashenko bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Minsk, Belarus 10 April 2023. (BelTA/Handout via REUTERS)

Presiden Belarus Alexander Lukashenko Senin (10/4) mengatakan negaranya memerlukan jaminan keamanan dari Rusia, menurut badan penyiaran pemerintah BeITA.

Pernyataan itu muncul sewaktu Lukashenko menjamu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

Menurut BelTA, Lukashenko mengutip pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu, dengan mengatakan kedua pemimpin itu membahas perlunya Rusia melindungi Belarus “seperti teritorinya sendiri” jika ada “agresi” terhadap Belarus.

Putin menuai kecaman bulan lalu sewaktu ia mengumumkan Rusia akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus.

Pasukan Rusia juga menggunakan Belarus sebagai tempat persiapan peluncuran invasi penuh terhadap Ukraina lebih dari setahun silam, setelah kedua sekutu itu menegaskan mereka hanya melakukan latihan militer tanpa rencana menyerang Ukraina.

BACA JUGA: Putin dan Lukashenko Bertemu di Moskow, Bahas Isu Keamanan

Dua provinsi di Ukraina, Kharkiv di bagian timur laut dan Zaporizhzhia di bagian tenggara, dihantam rudal-rudal, roket dan tembakan artileri Rusia selama akhir pekan, lapor militer Ukraina hari Minggu.

Oleksandr Prokudin, gubernur Kherson, mengatakan pesawat-pesawat tempur Rusia menghantam dua komunitas pada Minggu malam. Tetapi ia mengatakan tidak ada laporan segera mengenai para korban, menurut kantor berita Associated Press (AP).

Gubernur Kharkiv Oleh Syniehubov mengatakan serangan di Kupianks, kota yang sebelumnya dikuasai pasukan Rusia sebelum Ukraina mengambil alih kekuasaan pada September lalu, telah menewaskan dua lelaki pada hari Minggu.

BACA JUGA: Ukraina Tuduh Rusia Serang Jaringan Listrik

Juma Minggu, Syniehubov mengatakan di Telegram bahwa kota itu diserang, dan pasukan Rusia menargetkan daerah-daerah permukiman dengan peluncur roket, lapor AP.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan udara Rusia yang bertepatan dengan perayaan Minggu Palem Ortodoks. Mayoritas dari 41 juta orang Ukraina adalah penganut Kristen Ortodoks yang merayakan Paskah pada 16 April.

“Inilah cara negara teroris memperingati Minggu Palem,” kata Zelenskyy dalam pidato malam hariannya. “Ini cara Rusia menempatkan dirinya dalam isolasi yang lebih besar dari dunia.” [uh/ab]