Belarus, sekutu kecil Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, memiliki sebanyak 1,5 juta orang yang berpotensi menjadi personel militer di luar angkatan bersenjatanya, kata seorang pejabat senior seperti dikutip pada Sabtu (25/2).
Presiden Alexander Lukashenko mendukung langkah sekutunya dari Rusia Presiden Vladimir Putin dalam perang selama setahun dengan Ukraina. Negara tersebut mengizinkan Rusia melakukan penyerangan dari wilayahnya dan melatih pasukan yang baru dimobilisasi di Belarus.
Lukashenko pada bulan ini memerintahkan pembentukan pasukan pertahanan teritorial sukarelawan baru yang mencapai hingga 150 ribu orang. Dia mengatakan pasukannya akan berperang hanya jika Belarus diserang.
BACA JUGA: Lukashenko: Belarus Siap Berperang, Jika Ukraina Lakukan Agresi"Struktur organisasi, bukan Angkatan Bersenjata, akan berjumlah hingga 1,5 juta orang jika terjadi deklarasi darurat militer dan peralihan ekonomi ke mode perang," kata Sekretaris Negara Dewan Keamanan Alexander Volfovich, menurut kantor berita negara bagian BeltA.
Belarus memiliki populasi sekitar 9,3 juta. Negara itu memiliki sekitar 48.000 tentara profesional dan sekitar 12.000 tentara perbatasan negara, menurut Neraca Militer Institut Internasional untuk Studi Strategis 2022.
Lukashenko adalah sekutu dekat Rusia dan berutang budi kepada Putin karena telah membantunya mengatasi protes massal menentang pemilihan presiden pada 2020. Oposisi Belarus dan pemerintah Barat menuduh pemimpin veteran itu melakukan kecurangan.
Lukashenko membantah pemilihan itu dicurangi dan menuduh Barat mendanai pengunjuk rasa. [ah/ft]