Banjir dan suhu tinggi yang ekstrem telah menyebabkan banyak kematian di wilayah timur China saat musim panas berlangsung lebih awal dari biasanya.
Rekor suhu tertinggi dilaporkan di provinsi Zhejiang, tepat di sebelah timur pusat bisnis global Shanghai. Suhu di sana mencapai di atas 42 derajat Celcius pada Rabu (13/7).
Provinsi-provinsi tetangganya di kawasan pesisir, Jiangsu dan Fujian, juga menghadapi gelombang panas.
Henan, Sichuan dan Heilongjiang, tiga provinsi lain yang terletak di pedalaman melaporkan sejumlah kematian dan banyaknya orang yang dirawat di rumah sakit karena serangan panas. Jumlah kematian resmi sejauh ini belum dilaporkan.
Banjir juga melanda sebagian besar negara itu, dengan tiga orang dilaporkan tewas dan lima lainnya hilang di daerah Pingwudi di provinsi Sichuan pada Rabu tengah hari. Satu orang dilaporkan tewas dan delapan hilang di provinsi Heilongjiang, di China Timur Laut.
Para ahli mengatakan cuaca ekstrem kemungkinan tercipta karena perubahan iklim. Udara yang lebih hangat dapat menyimpan lebih banyak air sehingga dapat memicu hujan lebat.
Ratusan ribu orang di wilayah selatan-tengah China terpaksa mengungsi akibat banjir. Banjir menambah kesengsaraan ekonomi yang sebagian disebabkan oleh kebijakan ketat “zero-COVID'' yang membatasi perjalanan dan mengganggu rantai pasokan. [ab/uh]