Belum Ada Konfirmasi terkait Pengiriman Kembali Sistem Patriot AS ke Ukraina

Sistem pertahanan darat-ke-udara Patriot digunakan dalam latihan gabungan antara tentara AS dan Filipina di San Antonio, Zambales, di utara Manila, pada 25 April 2023. (Foto: AFP/Jam Sta Rosa)

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tidak mengonfirmasi maupun membantah laporan yang menyebutkan bahwa AS tengah mengirim sistem pertahanan misil darat-ke-udara baru ke Ukraina, setelah para sekutu dan mitra dari sekitar 50 negara bertemu untuk mengoordinasikan dukungan untuk Kyiv dalam sebuah pertemuan yang berfokus pada pertahanan udara.

“Yang bisa saya beritahu adalah tidak akan ada perubahan dalam liputan Patriot di Polandia,” kata Austin kepada reporter dalam konferensi pers di markas NATO setelah melangsungkan pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina (UDCG) ke-23, sebuah koalisi berisi 50 negara yang mengoordinasikan dukungan militer untuk Kyiv dalam perlawanannya terhadap invasi Rusia.

Surat kabar the New York Times dan the Associated Press melaporan pada awal minggu ini bahwa AS telah menyediakan sebuah sistem Patriot baru, dengan mengutip pejabat pertahanan yang tidak mau disebutkan namanya. The Times melaporkan baterai Patriot itu akan didatangkan dari Polandia, di mana sistem tersebut telah berhasil melindungi kekuatan rotasi pasukan AS saat mereka kembali ke Amerika Serikat.

Sebelumnya, Jerman telah mengumumkan pihaknya menyediakan sistem pertahanan misil Patriot untuk Ukraina, sementara Italia mengumumkan pihaknya akan mengirim sistem pertahanan udara SAMP-T kepada Ukraina.

BACA JUGA: Para Pemimpin G7 Sepakat Gunakan Aset Rusia untuk Membantu Kyiv

Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal CQ Brown, mengatakan pertemuan UDCG memprioritaskan pertahanan udara Ukraina, dan juga kesinambungan dan kemampuan untuk melatih dan melengkapi pasukan baru Kyiv.

“Pertahanan udara adalah salah satu elemen yang menjadi prioritas utama saat kami berdiskusi dengan Ukraina,” ujar Brown, ketika berbicara kepada wartawan dalam perjalanan menuju Belgia menjelang pertemuan UDGC pada Kamis (13/6).

Selama lebih dari setahun, Amerika Serikat bersikukuh tidak menyediakan rudal balistik taktis jarak jauh yang dikenal dengan sebutan ATACMS kepada Ukraina karena pemerintah AS khawatir bahwa Rusia akan melihat penggunaan rudal tersebut sebagai serangan terhadap wilayah Rusia, yang kemudian dipandang sebagai eskalasi perang.

ATACMS memiliki jangkauan mencapai 300 kilometer, hampir dua kali lipat lebih besar dari jangkauan yang dimiliki oleh rudal milik Ukraina.

Pada akhir April, AS pertama kali mengakui bahwa pihaknya telah mengirimkan rudal tersebut kepada Ukraina pada pertengahan Maret lalu.

Sejak itu, AS telah mengumumkan empat paket penarikan kewenangan presiden terkait bantuan untuk Ukraina, yang mencapai US$1,9 miliar, yang diambil dari simpanan militer AS untuk membantu Ukraina melengkapi kebutuhan mendesaknya. [jm/ka/rs]