Pernyataan Juru Bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito yang menyebutkan bahwa salah satu kegiatan untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah menonton di bioskop menuai banyak kritik. Kegiatan menonton di bioskop menurut sejumlah pihak justru beresiko tinggi menularkan atau tertular virus corona.
Menanggapi hal ini, Wiku menjelaskan, imunitas merupakan bentuk ketahanan tubuh terhadap penyakit. Imunitas bisa meningkat, katanya,apabila kondisi psikologi seseorang dalam keadaan baik.
“Kondisi jiwa yang bahagia tentu mempunyai potensi untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat stres yang ada pada tubuh. Biasanya stres ini memicu ketidakteraturan respons imun pada tubuh. Biasanya juga akan menghambat kinerja sel darah putih terhadap bakteri dan virus sehingga rentan terjadinya infeksi. Jadi hal-hal seperti ini perlu jadi perhatian dalam konteksnya memahami imunitas,” jelasnya dalam Telekonferensi Pers, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8).
Ia menekankan sebenarnya cara yang paling ampuh menjaga imunitas tubuh pada saat pandemi adalah dengan beristirahat cukup, berolahraga cukup, dan menjaga asupan gizi yang baik. Selain fisik, kesehatan mental juga perlu dijaga. Kegiatan menonton di bioskop, katanya merupakan salah satu pilihan untuk bisa menjaga kesehatan mental tersebut.
“Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan, bukan hanya menonton di bioskop, tapi juga bisa menonton film di rumah, dan juga bisa melakukan aktivitas lain. Tetapi pilihan yang bisa diambil oleh masyarakat kita serahkan kepada masyarakat. Yang jelas harus aman Covid dan betul-betul kita bisa produktif menjalankan kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Jakarta akan Izinkan Bioskop BukaSementara itu kepada VOA, Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menyebut kegiatan sosial yang akan dibuka oleh pemerintah untuk memberikan hiburan kepada masyarakat harus dilakukan secara bertahap. Menurutnya, membuka bioskop bukan merupakan pilihan yang tepat pada saat ini.
“Harusnya ngomongnya bertahap, jangan bioskop disebut meningkatkan imunitas, ya semua orang akan mempertanyakan, (ngomongnya) imunitas masyarakat lagi, bukan individu. Jadi mungkin yang dimaksud adalah imunitas individu, kan individu beda-beda,” ujar Tri.
Tambahnya, dilihat dari aspek kesehatan, imunitas tubuh bergantung pada tiga hal, yakni genetika, asupan gizi, dan kondisi psikologis. “Imunitas bukan tergantung kondisi psikologis saja. Ada genetik, (asupan) makanan, baru psikologis. Psikologis yang ketiga. Kalau genetik, dan makanannya cukup, ya sudah cukup lah untuk mencegah imun (turun),” terangnya.
Ia menekankan, pembukaan bioskop bisa dilakukan di zona hijau, tentunya dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Hal ini bisa dilakukan agar roda perekonomian bisa berjalan kembali dengan kondisi yang aman dari Covid-19.
Satgas Covid-19 Berdalih Pembukaan Bioskop di DKI Baru Sebatas Wacana
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut dalam waktu dekat akan mengizinkan pembukaan kembali bioskop di Jakarta. Menurutnya, hal tersebut sudah didiskusikan dengan pihak Satgas Covid-19. Rencana ini menuai kritik dari berbagai pihak, karena penambahan kasus Covid-19 di ibu kota masih paling tinggi se-Indonesia. Wiku pun berdalih rencana tersebut masih dalam kajian.
“Rencana pembukaan kembali bioskop yang kemarin disampaikan untuk di DKI Jakarta sebenarnya masih dalam rencana dan itu merupakan proses konsultasi antara pemerintah daerah dari DKI Jakarta dengan Satgas pusat dan tentunya sudah hampir sekitar satu bulan pemerintah DKI melakukan kajian. Demikian pula tim pakar juga melakukan kajian terhadap kemungkinan bioskop ataupun Cinema untuk dibuka karena mempertimbangkan aspek kesehatan,” ungkap Wiku.
Selain aspek kesehatan, ujar Wiku pihaknya juga mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi, agar tercipta aktivitas sosial, ekonomi yang produktif namun aman dari virus corona.
Dijelaskannya, dalam membuka sebuah aktivitas sosial dan ekonomi pada masa pandemi harus melalui proses atau tahapan yang sangat ketat yang mencakup persiapan, pengawasan dan evaluasi.
“Khususnya bioskop tentunya harus memperhatikan tentang kondisi yang ada di suatu daerah tentang risiko penularan atau peningkatan kasusnya harusnya apabila dilakukan dalam kondisi yang relatif penularannya rendah atau mungkin hijau mungkin itu masih bisa dipertimbangkan. tentunya keputusan itu adalah keputusan dari satgas di daerah melalui pemerintah daerah dan selalu dilakukan konsultasi dan melakukan proses kajian analisis dan betul-betul dinilai keamanannya,” jelasnya.
Apabila, bioskop jadi dibuka, kata Wiku, pengelola bioskop harus memberlakukan protokol kesehatan yang sangat ketat, termasuk membatasi usia penonton (di atas 12 dan di bawah 60), memastikan penonton tidak memiliki penyakit bawaan berat, melarang makan dan minum, , mewajibkan penggunaan masker, memberlakukan praktik jaga jarak, menyediakan fasilitas tempat cuci tangan, dan menyediakan layanan pembelian tiket secara online. [gi/ab]