Seorang buruh perempuan tewas ditembak dalam bentrokan antara polisi anti huru-hara dan sekelompok buruh pabrik garmen di Phnom Penh hari Selasa (12/11).
Para aktivis Kamboja menyatakan seorang perempuan ditembak mati hari Selasa (12/11) dalam bentrokan antara polisi anti huru-hara dan sekelompok buruh pabrik garmen yang mogok di ibukota, Phnom Penh.
Pimpinan kelompok HAM Licadho mengatakan sedikitnya lima demonstran juga menderita luka tembak sewaktu polisi meluncurkan apa yang mereka sebut penindakan kejam terhadap pengunjuk rasa.
Organisasi HAM Licadho mengatakan ratusan pekerja dari pabrik SL Garment Processing (Kamboja) Ltd. bentrok hari Selasa (12/11) dengan sekitar 1.000 polisi anti huru-hara yang dikirim untuk menghalangi pawai dari pabrik itu ke kediaman Perdana Menteri Hun Sen di Phnom Penh.
Am Sam Ath dari Licadho mengatakan para demonstran melemparkan batu ke arah polisi, yang membalas dengan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam. Satu orang tewas kena peluru saat berjualan di pinggir jalan.
Para pekerja dari pabrik itu telah melakukan aksi protes selama berbulan-bulan menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan kenaikan gaji. Pabrik itu membuat pakaian untuk Gap, H&M dan merek internasional lainnya.
Dilaporkan sedikitnya seorang demonstran tewas, lima lainnya cedera, dan sekitar 30 demonstran dan biarawan ditahan setelah demo pekerja garmen Kamboja berubah menjadi kekerasan.
Para demonstran, umumnya perempuan, dihentikan polisi yang mula-mula menggunakan meriam air terhadap para demonstran yang melempari mereka dengan batu.
Demonstran juga membajak sebuah mobil truk polisi yang kemudian dibalikkan dan dibakar. Polisi membalas dengan gas air mata, dan kemudian dengan peluru tajam.
Para pekerja menuntut kenaikan upah dari sekitar 880 ribu rupiah menjadi 1,65 juta rupiah per bulan. Sejumlah demo telah dilakukan sejak tanggal 8 Agustus, tetapi sebegitu jauh belum tercapai persetujuan antara para pekerja dan pihak majikan. Industri garmen adalah penghasil devisa ketiga terbesar di Kamboja setelah pertanian dan turisme.
Pimpinan kelompok HAM Licadho mengatakan sedikitnya lima demonstran juga menderita luka tembak sewaktu polisi meluncurkan apa yang mereka sebut penindakan kejam terhadap pengunjuk rasa.
Organisasi HAM Licadho mengatakan ratusan pekerja dari pabrik SL Garment Processing (Kamboja) Ltd. bentrok hari Selasa (12/11) dengan sekitar 1.000 polisi anti huru-hara yang dikirim untuk menghalangi pawai dari pabrik itu ke kediaman Perdana Menteri Hun Sen di Phnom Penh.
Am Sam Ath dari Licadho mengatakan para demonstran melemparkan batu ke arah polisi, yang membalas dengan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam. Satu orang tewas kena peluru saat berjualan di pinggir jalan.
Para pekerja dari pabrik itu telah melakukan aksi protes selama berbulan-bulan menuntut kondisi kerja yang lebih baik dan kenaikan gaji. Pabrik itu membuat pakaian untuk Gap, H&M dan merek internasional lainnya.
Dilaporkan sedikitnya seorang demonstran tewas, lima lainnya cedera, dan sekitar 30 demonstran dan biarawan ditahan setelah demo pekerja garmen Kamboja berubah menjadi kekerasan.
Para demonstran, umumnya perempuan, dihentikan polisi yang mula-mula menggunakan meriam air terhadap para demonstran yang melempari mereka dengan batu.
Demonstran juga membajak sebuah mobil truk polisi yang kemudian dibalikkan dan dibakar. Polisi membalas dengan gas air mata, dan kemudian dengan peluru tajam.
Para pekerja menuntut kenaikan upah dari sekitar 880 ribu rupiah menjadi 1,65 juta rupiah per bulan. Sejumlah demo telah dilakukan sejak tanggal 8 Agustus, tetapi sebegitu jauh belum tercapai persetujuan antara para pekerja dan pihak majikan. Industri garmen adalah penghasil devisa ketiga terbesar di Kamboja setelah pertanian dan turisme.