Sedikitnya enam anggota kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al Assad, tewas pada Rabu (25/12) dan beberapa individu lainnya menderita luka-luka dalam bentrokan antara kelompok tersebut dengan pendukung pemerintah Assad yang sudah terguling, ungkap kelompok pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris.
Kelompok Pemantau HAM Suriah mengatakan para pejuang itu tewas saat berupaya menahan seorang mantan pejabat pemerintah Assad, yang dituding telah mengeluarkan perintah eksekusi dan penangkapan tanpa proses hukum ribuan pejuang kelompok itu.
Transisi kepemimpinan di Suriah secara mengejutkan berjalan lancar, meskipun baru dimulai beberapa minggu sejak Assad meninggalkan negara itu, dan pemerintahan serta pasukannya mencair. Para pemberontak yang menggulingkan Assad berakar pada ideologi Islamis fundamentalis, dan meskipun mereka telah bersumpah untuk menciptakan sistem pluralis, masih belum jelas bagaimana atau apakah mereka berencana untuk berbagi kekuasaan.
Menurut para aktivis dan pemantau Suriah, sejak penggulingan Assad, puluhan warga Suriah telah tewas dalam berbagai aksi balas dendam, sebagian besar berasal dari komunitas minoritas Alawi, sebuah cabang dari Islam Syiah yang juga dianut oleh Assad.
BACA JUGA: Warga Suriah Protes pasca Beredarnya Video Serangan ke Tempat Suci AlawiDi ibu kota, Damaskus, para pengunjuk rasa Alawi bentrok dengan para pengunjuk rasa Sunni dan terdengar suara tembakan. Associated Press tidak dapat mengonfirmasi rincian penembakan tersebut.
Protes kelompok Alawi juga terjadi di sepanjang pantai Suriah, di Kota Homs dan pedesaan Hama. Sebagian orang menyerukan pembebasan bekas tentara Suriah yang kini dipenjara oleh HTS. Setidaknya satu pengunjuk rasa tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka akibat tindakan pasukan HTS yang berupaya meredam aksi demo di Homs, ungkap kelompok pemantau HAM Suriah. Menanggapi protes itu, HTS memberlakukan jam malam dari pukul 6 sore hingga 8 pagi.
Protes yang dilakukan kelompok Alawi ini tampaknya dipicu oleh sebuah video yang beredar online yang menunjukkan pembakaran masjid Alawi. Pihak berwenang sementara bersikeras bahwa video tersebut sudah lama dan bukan kejadian yang baru saja terjadi.
Kekerasan sektarian telah meletus secara tiba-tiba sejak penggulingan Assad, namun tidak ada yang mendekati tingkat yang dikhawatirkan setelah hampir 14 tahun perang saudara yang menewaskan sekitar setengah juta orang. Perang tersebut memecah belah Suriah, menciptakan jutaan pengungsi dan membuat puluhan ribu orang mengungsi di seluruh negeri. [em/rs]