Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan krisis yang akan timbul akibat perubahan iklim, inflasi ekonomi, dan harga bahan bakar. Semua kondisi tersebut akan memicu migrasi ke perbatasan selatan Amerika Serikat.
Kepada kantor berita Associated Press, Direktur Regional PBB untuk WFP di Amerika Latin dan Karibia, Lola Castro, mengatakan kenyataannya adalah situasi terkait ketahanan pangan telah "berjalan ke arah yang salah."
BACA JUGA: Ceko akan Perbarui Pemeriksaan Perbatasan untuk Atasi Arus Migran"Krisis demi krisis, kejutan demi kejutan, kami melihat angka-angka muncul dan kemampuan kami untuk merespons orang-orang ini tidak cukup."
Perang di Ukraina menaikkan harga komoditas dan energi yang pada gilirannya mendorong naik harga pangan ke tingkat yang tidak terduga. Berbagai negara di seluruh kawasan itu sangat bergantung pada impor gandum dari Ukraina dan konsumen membayar harga yang semakin tinggi untuk barang-barang itu di pasar swalayan lokal.
Di Karibia, kerawanan pangan kini menjadi kenyataan setiap hari bagi 57 persen penduduk. Itu artinya sekitar 4,1 juta orang kelaparan setiap hari di negara-negara tersebut.
BACA JUGA: Tingkat Migrasi dari Venezuela, Kuba dan Nikaragua ke AS pada Agustus MelonjakCastro mengatakan telah terjadi peningkatan yang ekstrem dalam jumlah orang yang melintasi Celah Darien, bentangan hutan yang menghubungkan Kolombia tengah dengan Amerika Tengah. Pada 2020, 5.000 orang mengambil rute tersebut.
WFP memperkirakan 9,7 juta orang berada dalam kondisi rawan pangan yang menkhawatirkan di Amerika Latin. Jumlah itu diperkirakan menjadi 14 juta jika kondisi krisis berlanjut. [ka/rs]