Ribuan orang memadati pusat vaksinasi virus corona di Ibu Kota Filipina, Manila, mengabaikan pembatasan jarak sosial, setelah berita palsu menyebar bahwa penduduk yang tidak divaksinasi akan kehilangan bantuan uang tunai atau dilarang meninggalkan rumah selama lockdown dua pekan yang dimulai Jumat (6/8).
Banyak warga kecewa, termasuk Marylyn Mahusay, yang sungguh-sungguh ingin divaksinasi namun terhalang oleh ribuan orang yang mendadak mencari vaksin tanpa mendaftar terlebih dahulu.
Ia mengatakan. “Kami berharap pihak berwenang memperbaiki kebijakan di pusat-pusat vaksinasi sehingga kami tidak kesulitan. Kami semua benar-benar hanya ingin divaksinasi."
Pemerintah kembali menempatkan kawasan metropolitan Manila dalam lockdown hingga 20 Agustus, karena lonjakan baru infeksi COVID-19 yang menurut pejabat kesehatan kemungkinan disebabkan oleh varian Delta yang sangat menular, yang bisa membuat sistem layanan kesehatan dan rumah-rumah sakit kewalahan.
Tiga wilayah lain, termasuk provinsi Laguna di dekatnya, juga memberlakukan lockdown hingga 15 Agustus.
Hanya pekerja esensial yang diperbolehkan ke luar rumah. Warga hanya dapat keluar untuk membeli makanan atau untuk keadaan darurat medis.
Jam malam diberlakukan di wilayah ibu kota mulai pukul 20.00 hingga 04.00 waktu setempat. Pos-pos pemeriksaan polisi didirikan di perbatasan-perbatasan kota.
Ribuan orang mengantre beberapa blok di pusat-pusat pemerintahan dan pusat-pusat perbelanjaan yang ditunjuk sebagai tempat vaksinasi. Pertengkaran, keluhan, dan kemacetan lalu lintas mewarnai lokasi-lokasi itu.
BACA JUGA: Duterte Keluarkan Peringatan Keras Bagi yang Tolak VaksinDi Manila saja, hingga 22.000 orang sudah hadir di luar pusat-pusat vaksinasi sebelum fajar.
Seorang pejabat kota, yang mengutip laporan polisi, mengatakan, “Orang-orang datang berkelompok dan tidak sedikit yang berasal dari provinsi terdekat datang ke Manila dengan menggunakan mobil-mobil besar.”
Banyak orang yang hadir sebetulnya tidak terdaftar dalam program imunisasi Manila.
Polisi terpaksa menghentikan vaksinasi di setidaknya satu pusat perbelanjaan dan meminta orang-orang pulang ke rumah masing-masing.
Sehari sebelum lockdown, berita palsu menyebar di media sosial bahwa penduduk yang tidak divaksinasi akan dilarang meninggalkan rumah untuk bekerja atau kehilangan bantuan 1.000 peso (sekitar 20 dolar AS).
Berita ini mendorong banyak orang berdatangan menuju pusat-pusat vaksinasi di kota Manila, Las Pinas dan Antipolo bahkan tanpa mendaftar sebelumnya.
Para pejabat kemudian menegaskan bahwa penduduk yang tidak divaksinasi dapat keluar rumah bila perlu dan mendesak masyarakat untuk mengikuti pengumuman resmi pemerintah.
Banyak pihak menyalahkan Presiden Rodrigo Duterte atas kebingungan tersebut.
Lebih dari 10,2 juta orang Filipina telah divaksinasi penuh dan 12,2 juta lainnya telah menerima suntikan pertama. [ab/uh]