Perdana Menteri China Li Qiang, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan beberapa menteri senior dari kedua pemerintahan pada Senin (17/6) melangsungkan pertemuan di gedung parlemen Australia untuk membahas sejumlah masalah pelik, termasuk soal hambatan perdagangan, konflik antar-militer di perairan internasional, dan keinginan China untuk menanamkan investasi pada sektor mineral penting.
Li, pemimpin paling senior China setelah Presiden Xi Jinping, tiba di ibu kota negara bagian Adelaide di Australia Selatan pada hari Sabtu (15/6), dan di ibu kota Canberra pada Minggu (16/6) malam dalam kunjungan pertama perdana menteri China ke negara itu dalam tujuh tahun.
Li berencana menekankan minat China untuk membeli saham yang lebih besar di sektor mineral penting milik Australia, yang dinilai penting dalam transisi global menuju sumber energi terbarukan, dengan mengunjungi pabrik pengolahan lithium yang dikendalikan China di negara bagian Australia Barat pada hari Selasa (18/6) besok.
BACA JUGA: Australia Sebut Kunjungan PM China Li ‘Langkah Penting’ Stabilkan HubunganSebelum tiba di Australia, Li terlebih dahulu melawat ke Selandia Baru. Li juga dijadwalkan akan terbang ke Malaysia sebelum kembali ke negaranya.
Hubungan bilateral China-Australia meningkat pesat sejak Anthony Albanese, pemimpin Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah, terpilih pada tahun 2022, menyusul pemerintahan konservatif yang memimpin Australia selama sembilan tahun.
Sebagian besar hambatan perdagangan resmi dan tidak resmi yang diberlakukan China pada tahun 2020 terhadap batu bara, kapas, anggur, barley dan kayu juga telah dicabut sejak Albanese memenangan pemilu tahun 2022. [em/rs]