Bertukar Sup untuk Menambah Variasi Menu di Musim Dingin

Salah satu acara bertukar sup di Amerika. Berbagai macam sup yang dibawa oleh setiap peserta membuat acara ini menjadi menarik.

Acara unik untuk saling tukar menu sup dengan orang lain ini semakin populer dan digemari di Amerika berkat adanya internet.

Di belahan bumi Utara ketika udara mulai dingin dan malam menjadi lebih panjang, menyantap sup hangat terasa nikmat. Membuat sup sendiri bukan saja lebih enak dan sehat, tetapi juga dapat menghemat uang. Namun, jika makan sup terus selama beberapa hari, tentu saja membosankan. Karena itulah timbul gagasan di antara orang Amerika untuk saling bertukar sup.

Knox Gardner, konsultan perusahaan IT di Seattle, suka memasak sup sepanci besar. Namun, setelah menyantapnya beberapa hari ia mulai bosan dengan makanan yang sama, sehingga timbul gagasan untuk saling bertukar sup dengan teman-temannya.

“Gagasan awalnya adalah acara tukar menukar sup, itu pasti ramai dan menyenangkan. Saya bisa menukar tiga mangkuk sup krim jagung buatan saya dengan sup sayur Italia, minestrone, buatan teman saya,” ungkap Gardner.

Awalnya tukar menukar sup itu hanya dilakukan di antara rekan sekantor, namun kemudian acara itu dilakukan di mana-mana. Gardner menyebarluaskan gagasannya itu melalui internet yang kemudian meluas ke seluruh Amerika. Jadi, di New York orang saling bertukar sup krim jamur dan di Texas, sup berbahan dasar keju.

Di Portland, Jon Van Oast dan Megan Kelley mengundang belasan temannya untuk saling bertukar sup pada hari Minggu.

Berbagai jenis sup buatan sendiri yang siap ditukarkan.

Orang biasanya mulai saling bertukar sup dengan berbagi cerita mengenai sup yang mereka buat. Banyak resep diambil dari internet, tetapi ada juga yang merupakan resep tradisi keluarga.

Dalam buku terbarunya Juliet Schor, pakar ekonomi di Boston University, menulis kesulitan ekonomi saat ini membuat banyak orang menyukai gagasan saling bertukar sup, dan internet mempermudah pelaksanaan acara itu.

“Dulu jika kita ingin melakukan acara tukar menukar makanan, kita harus berkeliling mengetuk dari pintu ke pintu atau menelepon. Jadi perlu meluangkan biaya dan waktu. Dengan adanya internet, kita menghemat waktu dan biaya,” kata Schor.

Schor mengatakan dengan dilakukannya acara saling bertukar sup di mana-mana, terjalinlah hubungan yang disebut pakar ekonomi dan sosiologi “modal sosial”. Menurut Schor komunitas yang punya modal sosial kuat, adalah lebih baik.

“Dari tukar menukar sup yang kelihatannya sepele, orang-orang yang biasa kita temui dalam acara itu menjadi sangat penting, bila kita kehilangan pekerjaan dan rumah. Mereka bisa menjadi teman yang bisa diandalkan,” jelas Schor.

Kegiatan tukar menukar sup ini meningkat dari tahun ke tahun, karena semakin banyak orang yang tertarik. Meskipun Gardner setuju internet dan kondisi ekonomi saat ini meningkatkan popularitas acara itu, ia mengatakan nikmatnya makan sup itulah kunci utamanya.

Acara tukar menukar sup nasional kelima akan diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 2001.