Biarawan India Jaga Tradisi Kuno

Seorang pembuat topeng Khagen Goswami mengenakan topeng Dewa Kera Hindu Hanuman di Samaguri Satra, sebuah biara Vaishnavite, di Majuli, India. (Foto: ilustrasi)

Setiap pagi, di sebuah pulau di Sungai Brahmaputra, suasana di biara-biara yang berusia berabad-abad menjadi hidup dengan nyanyian kecil dan langkah kaki para biarawan muda yang diawasi para guru mereka.

Pulau Majuli adalah kediaman bagi lebih dari 20 biara Vaishnavite, aula berdoa tradisional yang merupakan cabang agama Hindu dan didedikasikan bagi Dewa Wisnu. Di dalam biara-biara itu, ribuan biarawan menjaga tradisi kuno yang menggabungkan ibadah dan seni.

Para biarawan di Vaishnava percaya cara menjaga tradisi itu adalah lewat tarian, drama dan musik. Mereka memusatkan upaya itu lewat drama tari berdasarkan teks-teks India kuno yang kerap memusatkan perhatian pada Dewa Kresna, yang merupakan inkarnasi Wisnu. Biarawan-biarawan muda yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin ini, menari di festival Kresna di seluruh India dan juga di seluruh dunia.

Biara yang disebut sebagai "sastras" ini merupakan pos tradisionalisme. Tidak ada anak perempuan yang diijinkan tinggal di biara ini, sementara guru dan siswa tinggal bersama sesuai tradisi belajar India kuno.

Selain pelatihan budaya dan berdoa, para biarawan muda juga mendapat pendidikan sekuler, serta belajar bertani dan memasak. [em]