Virus jenis baru ini diberi nama Omicron. Varian yang sangat mudah menular ini pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan Afrika Selatan dan dinamai sesuai dengan huruf ke-15 dari alfabet Yunani.
“Varian ini memprihatinkan, bukan penyebab kepanikan. Kita mempunyai vaksin, obat-obatan dan ilmuwan terbaik di dunia. Kami belajar lebih banyak setiap hari, dan kita akan melawan varian ini dengan tindakan, kecepatan dan pengetahuan ilmiah, bukan kekacauan dan kebingungan,” jelas Biden.
Tak lama setelah varian baru itu diumumkan, Biden memberlakukan pembatasan perjalanan dari dan ke beberapa negara Afrika Selatan. Hal itu langsung memicu kemarahan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa.
Your browser doesn’t support HTML5
"Larangan itu sungguh tidak dapat dibenarkan dan secara tidak adil mendiskriminasikan negara kami dan negara-negara saudara kami di Afrika selatan. Larangan perjalanan tidak berdasarkan sains, juga tidak akan efektif dalam mencegah penyebaran varian ini," jelasnya.
Tetapi Biden berpendapat, ia menggunakan larangan itu untuk mengulur waktu agar lebih banyak orang Amerika divaksinasi dan mengambil tindakan pencegahan lain.
BACA JUGA: Virus Corona Varian Omicron Timbulkan Keprihatinan Baru“Pada hari WHO mengidentifikasi varian baru, saya segera mengambil langkah untuk membatasi perjalanan dari negara-negara di Afrika selatan. Tetapi meskipun kita (tahu) bahwa larangan perjalanan dapat memperlambat perebakan Omicron, kita tidak dapat mencegahnya. Namun langkah ini memberi kita waktu untuk mengambil lebih banyak tindakan,” imbuh Biden.
Asisten profesor kedokteran di University of Virginia, Dr. Taison Bell mengatakan, ada banyak hal yang tidak diketahui para ilmuwan tentang varian baru ini, salah satunya, apakah Omicron lebih berbahaya. Tanpa mengetahui itu, sulit untuk mengetahui tindakan apa yang terbaik.
BACA JUGA: Perebakan Varian Omicron, Afrika Selatan Hindari Pemberlakuan Lockdown“Argumen kedua pihak itu beralasan. Saya pikir jika kita melihat di mana virus telah ditemukan sekarang, varian Omicron kini ada di lebih banyak negara, di beberapa negara di Eropa, dan termasuk orang-orang yang tidak berhubungan langsung dengan Afrika Selatan. Jadi saya pikir hal ini tampak diskriminatif, memang begitu. Negara-negara yang masuk dalam daftar larangan itu tidak tumpang tindih dengan semua negara yang mendeteksi adanya Omicron. Jadi saya pikir pemerintahan Biden, Dr. (Anthony) Fauci dan lainnya, mencoba menahan perebakan dan mengulur waktu,” jelas Dr. Taison Bell, Universitas Virginia.
Presiden Biden mendesak orang Amerika yang tidak divaksinasi agar divaksinasi, dan bagi yang telah divaksinasi untuk mendapat vaksin penguat (booster) jika memenuhi syarat. Menurut Dr. Bell, itu adalah saran ilmiah yang baik, dan tidak hanya untuk orang Amerika. [ps/lt]