Presiden AS, Joe Biden mengadakan pertemuan Dewan Ketahanan Rantai Pasokan Gedung Putih yang baru, pada Senin (27/11). Dalam kesempatan tersebut, Biden mengumumkan langkah baru yang bertujuan memperkuat rantai pasokan Amerika untuk menurunkan biaya bagi warga AS, sekaligus memperingatkan perusahaan agar tidak mengambil keuntungan dari inflasi dengan menaikkan harga.
“Kami tahu bahwa harga-harga masih terlalu tinggi untuk banyak barang, dan kondisinya masih terlalu sulit bagi banyak keluarga,” kata Biden. “Tapi kami membuat kemajuan.”
Di antara 30 langkah baru itu, dewan tersebut menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan era Perang Dingin, guna memastikan investasi dalam produksi obat-obatan dalam negeri yang dianggap sebagai kunci keamanan bagi Amerika Serikat. Sekitar $35 juta dana akan diperuntukkan untuk investasi pada produksi bahan obat suntik.
Inisiatif tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya keseluruhan bagi warga AS dan memastikan pengiriman dan produksi kebutuhan dan barang tepat waktu.
BACA JUGA: 14 Pemimpin Negara Tandatangani Kerangka Ekonomi Indo-PasifikBiden didampingi oleh Menteri Transportasi Pete Buttigieg, yang mengatakan, bahwa inflasi AS mengalami penurunan dan masalah rantai pasokan semakin berkurang menyusul puncaknya masalah tersebut yang terjadi selama pemulihan dari pandemi COVID pada tahun 2021.
“Pandemi menyebabkan serangkaian gangguan yang paling parah dan meluas terhadap sistem transportasi kita sejak peristiwa 9/11, termasuk tekanan yang sangat besar pada rantai pasokan kita,” kata Buttigieg.
Biden juga mengumumkan perjanjian baru dengan “tiga belas negara di Indo-Pasifik,” yang bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan rantai pasokan sebelum menjadi masalah yang lebih luas.
Dewan baru tersebut akan diketuai bersama oleh Lael Brainard, direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, dan Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih. [ps/jm]
Sebagian informasi dalam laporan ini diambil dari The Associated Press dan Reuters.