Presiden Amerika Serikat Joe Biden tengah kembali berhadapan dengan upaya untuk menyeimbangkan posisinya di mana di satu sisi pihaknya berusaha menunjukkan dukungan penuh pada Israel, sekutu terdekatnya di Timur Tengah, sambil mencoba menekan negara itu agar dapat menahan diri supaya perang dengan Hamas tidak meluas.
Biden berjanji akan mendukung Israel, yang bertekad untuk menumpas kelompok militan Hamas yang selama ini menguasai Jalur Gaza, dan melakukan serangan brutal yang menewaskan 1.400 warga Israel.
Namun seiring dengan berkembangnya krisis di Timur Tengah, Biden menghadapi semakin banyak tekanan dari dalam negeri dan sekutu-sekutunya untuk menyeimbangkan dukungannya pada Israel, dan sekaligus mengakui penderitaan warga Palestina yang tidak berdosa.
BACA JUGA: Gedung Putih: Khawatir Perang Israel-Hamas Meluas, AS Tambah Kapabilitas Militer di Timur TengahPentagon telah mengirim beberapa penasihat militer dan mempercepat pengiriman sebagian sistem pertahanan udara canggih ke Timur Tengah, seiring meningkatnya harapan bahwa Israel akan segera melancarkan serangan darat untuk melawan kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.
Tekanan dari pemimpin dunia
Tekanan terhadap Biden untuk melakukan pendekatan yang seimbang di Israel itu datang dari para pemimpin Arab di Mesir, Irak, Yordania dan negara-negara lain yang menyaksikan demonstrasi besar-besaran di ibu kota negara mereka terkait krisis di Gaza.
Tekanan serupa juga datang dari para pejabat Eropa, yang menyampaikan rasa mengerikan akibat serangan paling brutal di wilayah Israel dalam beberapa dekade terakhir, tetapi sekaligus menekankan bahwa Israel harus tetap mematuhi hukum internasional dan kemanusiaan.
Biden juga menjadi fokus perhatian orang-orang muda dan lebih liberal di Partai Demokrat, yang memiliki pandangan berbeda mengenai masalah Israel-Palestina dibanding para pemimpin yang lebih tua dan berhaluan tengah.
BACA JUGA: Kelangkaan BBM Ancam Hambat Bantuan ke Jalur GazaKurang dari satu minggu setelah perang Israel-Hamas, sejumlah anggota Kongres menulis surat kepada Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Bliken untuk mendesak keduanya memastikan perlindungan warga sipil Israel dan Palestina. Mereka menyerukan agar operasi militer Israel tetap mematuhi aturan hukum kemanusiaan internasional, upaya pengembalian sandera yang aman, dan upaya-upaya diplomatik untuk menjamin perdamaian jangka panjang.
Pengumuman paling signifikan yang dihasilkan dari lawatan Biden ke Israel minggu lalu adalah kesediaan Mesir dan Israel untuk mengizinkan masuknya sejumlah truk yang membawa makanan, air bersih dan obat-obatan serta kebutuhan penting lain ke Gaza lewat pintu perbatasan Rafah. Meskipun hingga saat ini Israel tetap menolak masuknya truk yang membawa BBM, yang sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan rumah sakit-rumah sakit di Gaza. [em/lt]