Presiden Amerika Joe Biden hari Kamis (23/2) menominasikan mantan CEO MasterCard Ajay Banga untuk menjadi presiden Bank Dunia. Biden memuji pengalaman bisnis Ajay di negara asalnya, India, dan komitmen memobilisasi dana swasta untuk memperluas keuangan yang inklusif, serta membantu negara-negara berkembang bergulat dengan perubahan iklim.
Bank Dunia hari Rabu (22/2) mengatakan akan memilih presiden baru pada awal Mei untuk menggantikan David Malpass, yang pekan lalu mengumumkan pengunduran dirinya setelah kontroversi selama beberapa bulan terakhir ini terkait pandangannya tentang perubahan iklim dan tekanan oleh Menteri Keuangan Janet Yellen untuk mengadopsi kebijakan “yang lebih berani dan reformasi” yang lebih imajinatif.
Mitra senior di Center for Global Development dan mantan pejabat Departemen Keuangan Amerika, Scott Morris, mengatakan “saya pikir kecepatan pencalonan, yang kurang dari 48 jam setelah Dewan Bank Dunia mengumumkan dibukanya proses pemilihan, mencerminkan keinginan untuk mematahkan semangat setiap penantang dan mengakhirinya dengan cepat.”
BACA JUGA: Presiden Bank Dunia Berencana Mengundurkan Diri Lebih AwalPencalonan Ajay Banga, yang berusia 63 tahun dan kini telah menjadi warga negara Amerika, memastikan bahwa ia akan melakukan pekerjaan yang mengawasi pendanaan miliaran dolar, menempatkan seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan pasar negara berkembang di pucuk pimpinan Bank Dunia, sekaligus berlomba untuk membantu negara-negara berkembang, mengatasi krisis perubahan iklim dan tantangan mendesak lainnya.
Biden dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Ajay sangat unik untuk memimpin Bank Dunia saat momen kritis dalam sejarah ini. Dibesarkan di India, Ajay memiliki perspektif unik tentang peluang dan tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang, dan bagaimana Bank Dunia dapat mewujudkan agenda ambisiusnya untuk mengurangi kemiskinan dan memperluas kemakmuran.”
Biden merujuk pada pengalaman Banga selama puluhan tahun membangun perusahaan global dan kemitraan publik-swasta untuk mengatasi tantangan-tantangan yang mendesak seperti perubahan iklim, dan mengatakan Ajay memiliki rekam jejak bekerjasama dengan para pemimpin global.”
Pekerjaan Banga di India dan pasar negara berkembang lainnya, “obsesinya” memperluas keuangan yang inklusif, dan pengetahuannya yang mendalam tentang teknologi baru dapat menjembatani kesenjangan yang semakin besar di antara negara kaya dan pasar negara berkembang,” ujar Luis Alberto Moreno, yang pernah bekerjasama dengan Banga saat menjabat sebagai Presiden Bank Pembangunan Inter-Amerika.
Keberagaman
Bank Dunia secara historis dipimpin oleh seseorang dari Amerika – sebagai pemegang saham terbesar. Sementara orang Eropa mengepalai Dana Moneter Internasional (IMF). Tetapi negara-negara berkembang dan pasar negara berkembang mendorong untuk memperluas pilihan itu.
Nominasi Ajay Banga adalah yang pertama diumumkan, tetapi Bank Dunia akan menerima nominasi dari negara-negara anggota lain hingga 29 Maret mendatang.
Jerman, salah satu pemegang saham utama lainnya, minggu ini mengatakan posisi itu sedianya diberikan kepada seorang perempuan karena selama 77 tahun sejarah Bank Dunia tidak pernah dipimpin oleh seorang perempuan.
BACA JUGA: Bank Dunia dan IMF Ulangi Peringatan soal Resesi GlobalSeorang pejabat senior pemerintah Amerika mengatakan mereka tidak tahu apakah akan ada negara lain yang mencalonkan kandidat untuk posisi itu. Ditanya tentang keputusan Amerika untuk tidak mencalonkan seorang perempuan, pejabat itu mengatakan Banga memiliki “rekam jejak yang sangat baik dalam mempromosikan keragaman, kesetaraan dan inklusi dalam pekerjaan yang dilakukannya,” dan ia akan membawa pandangan tersebut ke bank ini.
Namun Jeff Hauser yang mengepalai “Revolving Door Project” menuntut Biden mencabut nominasi Banga yang berasal dari “perusahaan ekuitas swasta internasional yang rakut” dan sebelumnya hanya bekerja di perusahaan swasta. “Baik ekuitas swasta, atau MasterCard, atau Citigroup, atau PepsiCo, atau Nestlé, atau Dow tidak mempromosikan kemakmuran bersama. Mereka semua lebih memperburuk ketidaksetaraan dibanding melawannya,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Oxfam Internasional mengatakan presiden berikutnya sedianya dipilih melalui proses global yang transparan. “Bank Dunia bukan bank Amerika, bank komersial, atau perusahaan ekuitas swasta. Untuk pekerjaan sebesar ini kami membutuhkan lebih dari sekadar tepuk tangan Presiden Joe Biden.”
Rekam Jejak
Banga dilahirkan dari keluarga Sikh di India. Ia adalah Wakil General Atlantic, sebuah perusahaan ekuitas swasta Amerika yang menurut pejabat pemerintahan Biden telah menginvestasikan lebih dari US$800 juta bagi solusi pengisian daya mobil listrik, tenaga surya dan pertanian berkelanjutan. Ia juga menjabat sebagai ketua kehormatan Kamar Dagang Internasional.
Banga pensiun pada bulan Desember 2021 setelah memimpin MasterCard Inc selama 12 tahun, di mana ia membantu 500 juta orang yang tidak memiliki rekening bank untuk bergabung dengan ekonomi digital, mencegah PHK 19.000 karyawan bank selama pandemi Covid-19 dan memimpin pekerjaan iklim, gender dan pertanian berkelanjutan.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan dalam sebuah pernyataan, pengalaman Banga di perusahaan akan membantunya mencapai tujuan Bank Dunia “menghapus kemiskinan parah dan memperluas kemakmuran bersama.”
Menurut tradisi Amerika mencalonkan kepala Bank Dunia. Jika ia dipilih untuk jabatan itu, Banga akan menjadi orang pertama kelahiran India yang menjabat sebagai Kepala Bank Dunia. [em/ps/jm]