Presiden AS Joe Biden menggelar karpet merah diplomatiknya untuk Perdana Menteri Fumio Kishida dari Jepang yang disebutnya sebagai pemimpin yang visioner dan berani di Asia dan dunia.
“Ketika Rusia memulai invasi brutalnya ke Ukraina dua tahun lalu, dia tidak ragu-ragu untuk mengutuk, memberikan sanksi dan mengisolasi Rusia serta memberikan bantuan miliaran dolar kepada Ukraina," ujar Biden.
Kedua pemimpin meluncurkan inisiatif baru, termasuk misi bulan bersama, investasi dalam semikonduktor dan energi bersih, dan penelitian tentang komputasi kuantum dan kecerdasan buatan (AI).
Namun fokus terkuatnya adalah deterens militer, meningkatkan kerja sama tidak hanya di Laut China Selatan tetapi juga di udara.
“Untuk pertama kalinya, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia akan menciptakan sistem jaringan arsitektur rudal udara dan pertahanan," kata Biden.
Dalam kerja sama ini akan ada peningkatan komando dan kendali tentara Amerika dan Jepang, sehingga meningkatkan interoperabilitas kekuatan.
Dengan peningkatan anggaran pertahanan dan kapasitas teknologi tinggi, Tokyo adalah pemain kunci dalam arsitektur strategis regional Biden untuk menghalangi China.
Jepang siap mendukung kemitraan AUKUS antara AS, Australia, dan Inggris, kata Kishida.
“Saat ini belum ada keputusan apakah Jepang akan menjalin kerja sama langsung dengan AUKUS. Namun ke depannya, kami akan melanjutkan kerja sama, dalam kerangka bilateral atau multilateral, dengan AS, Inggris dan Australia," ujarnya.
BACA JUGA: Biden, Kishida, Hargai ‘Aliansi yang Tak Tergoyahkan’Biden dan Kishida akan memperluas pertemuan mereka menjadi pertemuan puncak trilateral pada hari Kamis, dengan menambah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., sekutu AS lainnya.
Pertemuan itu akan berfokus pada kebebasan navigasi, seiring dengan meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan antara Beijing dan Manila.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan tindakan AS ini memicu konfrontasi.
Your browser doesn’t support HTML5
“Tidak ada intervensi eksternal yang akan memengaruhi kemauan dan tekad China untuk menjaga kedaulatan teritorial serta hak dan kepentingan maritimnya," ujarnya.
Kishida juga “membela” pentingnya kehadiran pohon-pohon sakura di Washington, dengan menawarkan penggantian ratusan pohon yang harus ditebang karena pembangunan. Pemerintah Jepang menghadiahkan 3.000 pohon sakura pada tahun 1912, untuk menyenangkan wisatawan Washington setiap musim semi.
Fumio Kishida adalah pemimpin asing kelima yang mendapat kehormatan dengan jamuan kenegaraan sejak Biden menjabat. [lt/ab]