Presiden AS Joe Biden dan Presiden Emmanuel Macron pada Kamis (20/4) mengisyaratkan upaya untuk meredakan ketegangan setelah pernyataan pemimpin Prancis itu baru-baru ini tentang Taiwan dan hubungan keamanan Eropa dengan Washington.
Gedung Putih dan Elysee mengatakan dalam pernyataan terpisah setelah pembicaraan telepon bahwa kedua pemimpin membahas kunjungan kenegaraan Macron pada minggu pertama April ke Beijing, di mana dia menghabiskan beberapa jam dengan Presiden Xi Jinping.
Ketika mengakhiri lawatan itu, Macron menimbulkan kehebohan dengan mengatakan kepada wartawan bahwa negara-negara Eropa tidak boleh terlibat dalam pertarungan antara China dan Amerika Serikat atas Taiwan yang demokratis dan didukung Barat.
Macron mengatakan Eropa harus menghindari “krisis yang bukan milik kita.” Dia juga mengulangi komentar sebelumnya yang menyerukan “otonomi strategis” UE dari Amerika Serikat, yang berperan penting dalam mempertahankan Eropa sejak membantu mengalahkan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Pernyataan Gedung Putih menekankan posisi serupa.
BACA JUGA: Macron Kunjungi Belanda setelah Komentarnya Soal Taiwan Membuat HebohMereka “membahas kunjungan Presiden Macron baru-baru ini ke Republik Rakyat China dan upaya berkelanjutan mereka untuk memajukan kemakmuran, keamanan, nilai-nilai bersama, dan tatanan internasional berbasis aturan di kawasan Indo-Pasifik,” kata pernyataan itu. “Mereka menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.”
Biden dan Macron juga membahas invasi Rusia ke Ukraina yang pro-Barat dan “menegaskan kembali dukungan teguh mereka untuk Ukraina dalam menghadapi agresi brutal Rusia,” kata pernyataan itu.
Washington merasa skeptis terhadap kunjungan Macron ke China, mengingat aliansi kuat China komunis dengan Rusia. [lt/ka]