Pemerintahan Biden di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi, berencana untuk memberi subsidi hijau dan tunjangan kredit pajak kepada perusahaan-perusahaan AS bernilai $369 miliar, bertujuan untuk mengurangi separuh emisi karbon pada tahun 2030. Hal itu dianggap diskriminatif oleh Uni Eropa (UE).
Namun dalam pertemuan di Gedung Putih hari Jumat (10/3), Presiden Joe Biden dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen berusaha mengecilkan perbedaan di antara mereka. Biden mengatakan UU Pengurangan Inflasi atau IRA (Inflation Reduction Act) mendorong investasi untuk menciptakan industri energi bersih.
"Dan ide itu, maksud saya gagasan itu mendukung Undang-Undang Pengurangan Inflasi kami. Dan itu juga nerupakan inti dari Rencana Industri Kesepakatan Hijau Anda di Uni Eropa," kata Biden.
BACA JUGA: PBB Ambil Langkah Menuju Cara Baru Melacak Gas Rumah KacaVon der Leyen menyatakan dukungannya dan mencatat rencana Eropa sendiri untuk mencapai kenetralan iklim. Ia memastikan perundingan akan dimulai guna memungkinkan UE dibebaskan dari ketentuan IRA itu yang mensyaratkan persentase tertentu dari mineral yang digunakan dalam pembuatan baterai untuk diproduksi di AS atau yang berasal dari mitra perdagangan bebas.
“Kami setuju bahwa kami akan mengolah bahan mentah penting yang bersumber atau diproses di Uni Eropa dan memberi akses ke pasar Amerika, seolah-olah itu bersumber dari pasar Amerika,” ujar von de Leyen.
Di tengah perang Ukraina, Eropa berpacu untuk mengakhiri ketergantungannya dari Rusia untuk bahan bakar fosil, dengan meningkatkan produksi energi terbarukan domestiknya.
Untuk melakukan itu, diperlukan lebih banyak akses ke mineral penting seperti litium, kobalt, dan logam tanah langka, yang sebagian besar diproses oleh China.
Your browser doesn’t support HTML5
Jackson Janes dari Dana Marshall Jerman mengatakan lewat Skype, “Kita tidak bisa mengurangi ketergantungan kita dengan Rusia dan mencoba mengulanginya dengan China terhadap sumber daya mineral yang sangat penting ini, jadi kita harus mencari cara untuk mengurangi ketergantungan itu. Mereka dapat melakukannya bersama jika mereka bersama-sama menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bersama itu dan tidak harus dihalangi oleh rintangan domestik.”
Von der Leyen tidak bergabung dengan Biden dalam memperingatkan China agar tidak mempersenjatai Moskow dalam usaha perangnya, dengan mengatakan itu adalah "masalah bilateral masing-masing negara." [ps/jm]