Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris yang baru, Rishi Sunak, sepakat untuk bekerja sama dalam mendukung Ukraina dan menghadapi China dalam pembicaraan telepon yang mereka lakukan pada Selasa (25/10), kata Gedung Putih.
Keduanya berbincang untuk pertama kalinya setelah Sunak menjadi perdana menteri Inggris ketiga pada tahun ini. Sunak menghadapi tantangan krisis ekonomi yang diwarisi oleh Liz Truss, yang mengundurkan diri setelah menjabat sebagai perdana menteri hanya selama 49 hari.
Kedua pemimpin juga menegaskan kembali “hubungan khusus” Amerika Serikat dan Inggris, di mana keduanya mengatakan akan bekerja sama untuk memajukan keamanan dan kemakmuran dunia, kata Gedung Putih saat menyampaikan isi perbincangan Biden dan Sunak.
“Para pemimpin sepakat tentang pentingnya bekerja sama untuk mendukung Ukraina dan menuntut pertanggungjawaban Rusia atas agresinya,” kata pernyataan itu tentang perang yang dipicu oleh invasi Rusia ke negara tetangganya yang pro-Barat sejak Februari lalu.
Gedung Putih mengatakan, Biden dan Sunak juga sepakat untuk “mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh China,” yang disebut Washington sebagai pesaing geopolitik dan ekonomi utamanya di panggung dunia saat ini.
Downing St No. 10, kantor perdana menteri Inggris, sendiri sudah merilis isi perbincangan telepon kedua pemimpin negara itu dan menyebut keduanya “mendiskusikan sejauh mana kerja sama Inggris-AS, baik secara bilateral maupun di kawasan seperti Indo-Pasifik,” serta masalah yang lebih kontroversial mengenai Irlandia Utara.
Your browser doesn’t support HTML5
Sebelumnya, pada hari yang sama, Biden memberi ucapan selamat kepada Sunak melalui cuitan di Twitter.
Sehari sebelumnya, Biden menggambarkan terpilihnya Sunak sebagai perdana menteri non-kulit putih pertama Inggris sebagai hal yang “cukup menakjubkan, sebuah terobosan bersejarah.”
Inggris telah menjadi sekutu penting AS di Eropa dalam mempersenjatai dan mendukung militer Ukraina dalam upaya mengusir invasi Rusia, yang dimulai sejak Februari lalu. [rd/rs]