Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada hari Minggu (25/6), mendiskusikan pemberontakan singkat kelompok tentara bayaran Wagner di Rusia yang memicu krisis politik terbesar Moskow dalam beberapa dekade terakhir.
“Saya berbicara dengan Presiden AS Joseph Biden. Sebuah pembicaraan yang positif dan menginspirasi,” cuit Zelenskyy.
“Kami membahas arah pertempuran dan perkembangan yang terjadi di Rusia,” ungkapnya, menambahkan bahwa mereka berdua juga membahas senjata jarak jauh.
Gedung Putih mengonfirmasi pembicaraan Biden dan Zelenskyy dalam sebuah pernyataan yang terpisah.
“Dunia harus menekan Rusia sampai tatanan dunia dipulihkan,” tambah Zelenskyy.
Pemberontakan bersenjata yang dipimpin kepala Wagner Yevgeny Prigozhin, yang pada hari Jumat (23/6) berjanji akan menggulingkan kepemimpinan militer Rusia, memicu krisis politik terbesar Rusia dalam beberapa dasawarsa.
Pada akhir pekan, Prigozhin memerintahkan pasukannya untuk mengambil alih markas militer penting di Rusia selatan dan melancarkan pawai ke Moskow. Akan tetapi, ia tiba-tiba memerintahkan para tentara bayarannya untuk berbalik setelah mencapai kesepakatan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.
Pemberontakan yang dibatalkan itu telah membuat banyak orang di Rusia dan seluruh dunia tertegun.
Sementara itu, Zelenskyy juga mengatakan bahwa ia dan Biden juga membahas lebih banyak bantuan AS “dengan penekanan pada senjata jarak jauh” dan mengoordinasikan posisi kedua negara menjelang KTT NATO di Vilnius bulan depan.
Ia juga membahas krisis di Rusia bersama Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau melalui sambungan telepon, membicarakan “penilaian Rusia akan upaya kudeta di Rusia dan dampak situasi ini pada jalannya pertempuran.”
Zelenskyy juga berbincang secara terpisah dengan Presiden Polandia Andrzej Duda. Mereka membahas situasi di medan perang dan ancaman terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan, yang diduduki oleh pasukan Rusia. [rd/jm]