Joe Biden telah memenangkan negara bagian Georgia. Ini adalah kemenangan yang jarang diperolehnya di negara bagian di selatan, yang selama hampir tiga puluh tahun tidak pernah mendukung calon presiden dari Partai Demokrat.
Kantor berita Associated Press menyatakan Joe Biden sebagai pemenang di negara bagian Georgia dan meraih 16 kursi elektoral setelah pejabat-pejabat negara bagian itu mengatakan penghitungan suara ulang yang dilakukan secara manual, bukan dengan mesin, mengukuhkan bahwa mantan wakil presiden Joe Biden memimpin atas Presiden Donald Trump. Biden meraih 12 ribu suara lebih banyak dari hampir lima juta suara yang dihitung.
Associated Press sebelumnya telah menyatakan Biden sebagai presiden terpilih ketika ia meraih 270 kursi elektoral, ambang batas yang dibutuhkan untuk menang. Georgia menambah perolehan kursi elektoral Partai Demokrat menjadi 306.
Associated Press tidak menyatakan Biden sebagai pemenang setelah para pejabat pemilu di negara bagian Georgia menyelesaikan proses penghitungan suara dan merilis hasilnya karena selisih suara dengan Trump hanya 0,3 poin. Associated Press tidak menyatakan pemenang di negara bagian dimana berpotensi terjadi penghitungan ulang. Meskipun tidak ada aturan hukum penghitungan ulang di Georgia, ada aturan yang memungkinkan hal itu jika selisih suara kurang dari 0,5 poin.
Berdasarkan aturan hukum di Georgia, penghitungan suara secara manual --satu per satu dengan tangan -- yang diselesaikan pekan ini tidak dianggap sebagai penghitungan ulang. Namun, Sekretaris Daerah Brad Raffensperger memilih melakukan hitung ulan manual ini lebih sebagai peninjauan. Pasalnya, menurut undang-undang baru negara bagian itu, hasil penghitungan suara dalam pilpres harus diaudit secara manual untuk memeriksa keakuratan mesin yang menghitung surat suara itu. Raffensperger mengatakan selisih tipis dalam pilpres menunjukkan diperlukannya penghitungan suara secara penuh untuk audit.
Meskipun bukan penghitungan ulang yang resmi berdasarkan hukum negara bagian itu, penghitungan suara secara manual untuk audit, dalam praktiknya merupakan penghitungan ulang yang efektif.
Penghitungan suara untuk kedua kalinya menemukan beberapa ribu surat suara yang sebelumnya bahkan belum dihitung. Ini cukup menunjukkan bahwa Biden memimpin peroleh suara dan tidak mengubah hasil sebelumnya.
Trump dan sekutu-sekutunya mengklaim tanpa bukti bahwa pilpres di Georgia telah dinodai dengan kecurangan berskala luas. Klaim itu memicu perselisihan di antara anggota-anggota Partai Republik, ketika Raffensperger berkeras bahwa pilpres telah berlangsung adil dan aman.
Setelah mendukung Bill Clinton pada 1992, Georgia lebih berpihak pada calon presiden Partai Republik.
Meskipun berulang kali kalah, banyak analis memperkirakan Georgia akan menjadi salah satu negara bagian utama dalam pilpres 2020. Ini terutama karena meningkatnya pemilih non kulit putih, yang membuat Partai Republik kehilangan pengaruh di daerah-daerah pinggiran Atlanta. [em/pp]