Presiden AS Joe Biden dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador akan bertemu pada Jumat (17/11) di San Francisco untuk membahas fentanil dan krisis migrasi di perbatasan kedua negara.
Pembicaraan di sela-sela KTT regional Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) terjadi mengingat kedua isu akan menjadi topik hangat dalam pemilu AS tahun depan, di mana Biden akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
Kedua pemimpin akan “berbicara tentang berbagai masalah termasuk migrasi, kerja sama untuk memerangi perdagangan fentanil, meningkatkan kerja sama ekonomi yang sangat dinamis dengan Meksiko, dan membangun kerja sama yang luas dalam berbagai masalah,” kata Brian Nichols, wakil menteri luar negeri AS untuk wilayah Amerika Latin.
Menteri Luar Negeri Meksiko Alicia Barcena sepakat bahwa salah satu topik utama adalah perdagangan fentanil, opioid sintetik yang telah menyebabkan puluhan ribu kematian di Amerika Serikat.
Kedua presiden terakhir kali bertemu pada Januari dalam pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara di Meksiko. Lopez Obrador sering menghindari pertemuan-pertemuan internasional.
Pada pertemuan bersejarah untuk meredakan ketegangan dengan Biden di San Francisco, Presiden China Xi Jinping berjanji akan menindak produksi bahan-bahan fentanil di China karena obat tersebut terus membanjiri AS. Washington kini juga mendorong Meksiko untuk menutup arus masuk fentanil ke AS dan mengambil lebih banyak tindakan terhadap pembuatan narkoba, yang menurut para pejabat AS dibuat oleh kartel-kartel Meksiko.
Pemerintahan Lopez Obrador membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa semuanya berasal dari Asia. Presiden Meksiko juga membahas masalah ini ketika ia bertemu Xi pada hari Kamis dalam pertemuan tatap muka pertamanya dengan pemimpin China tersebut. Lopez Obrador “menekankan pentingnya mencapai kesepakatan untuk bertukar informasi mengenai pengiriman narkoba dari Asia,” kata kementerian luar negerinya dalam pernyataan setelah pertemuan tersebut.
BACA JUGA: Biden Mengutip Tentang Fentanyl, AI, dan Komunikasi Militer Setelah Bertemu XiFakta bahwa Xi dan Biden bertemu dengan pemimpin Meksiko tersebut menunjukkan betapa pentingnya negara Amerika Utara tersebut sewaktu Beijing dan Washington berusaha merebut dari sekutu-sekutu mereka di Asia-Pasifik.
Masalah pelik lainnya antara Biden dan Lopez Obrador adalah krisis migrasi di perbatasan sepanjang 3.100 kilometer yang dimiliki kedua negara. Imigrasi ilegal telah menjadi masalah politik yang besar bagi Biden, yang kemungkinan besar akan berhadapan dengan Donald Trump pada pemilu presiden mendatang. Trump mendasarkan sebagian besar kampanyenya pada pengetatan kebijakan perbatasan.
Menteri Luar Negeri Barcena mengatakan Meksiko akan berdiskusi dengan Biden “bagaimana mengembangkan perbatasan. Idenya adalah meningkatkan infrastruktur” di kedua sisi.
AS mencatat rekor jumlah penyeberangan perbatasan yang sebagian besar disebabkan oleh tingginya jumlah warga Venezuela yang melarikan diri dari krisis politik dan ekonomi di bawah pemerintahan Nicolas Maduro. Biden telah mengambil sikap yang lebih keras, meminta dana perbatasan $14 miliar dari Kongres pada bulan Oktober sebagai bagian dari paket keamanan nasional yang sangat besar yang juga mencakup bantuan militer untuk Israel dan Ukraina.
Awal bulan ini pemerintahannya mengumumkan rencana memperluas tembok perbatasan dengan Meksiko, kebijakan yang diperkenalkan oleh Trump dan sebelumnya Biden mengatakan tidak akan pernah diikutinya.
Biden dan Lopez Obrador juga akan membahas hubungan ekonomi mereka. Amerika Serikat adalah mitra dagang utama Meksiko, dengan perdagangan bilateral mencapai rekor $860 miliar pada tahun lalu.
Pemimpin Meksiko tersebut telah mengumumkan pada bulan September bahwa ia akan melewatkan KTT APEC karena adanya keretakan diplomatik dengan Peru, yang akan menerima jabatan presiden bergilir kelompok tersebut. Lopez Obrador kemudian berubah pikiran karena ia tertarik untuk menjaga "hubungan yang sangat baik dengan pemerintah AS". [ab/ka]