Presiden Kenya, William Ruto, pada Rabu (22/5) mengawali kunjungan kenegaraannya ke Washington, yang menjadi kunjungan pertama yang dilakukan oleh pemimpin Afrika dalam lebih dari 15 tahun, di saat Presiden Joe Biden berupaya melawan tantangan geopolitik di seluruh benua itu.
Biden menyambut rekannya itu di Gedung Putih, kemudian bersama-sama dengannya untuk bertemu dengan para pemimpin bisnis menjelang kunjungan resmi pada Kamis (23/5), yang akan dimulai dengan upacara kehormatan dan diakhiri dengan makan malam mewah.
Penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan kunjungan itu menyoroti “peran penting dalam perdamaian dan keamanan dunia” yang dipegang Kenya. Negara itu telah bekerja sama dengan Amerika Serikat di berbagai negara, termasuk Somalia dan Haiti baru-baru ini.
Biden juga memuji Ruto sebagai “suara terdepan” dalam mengurangi utang negara-negara berkembang yang semakin meningkat.
BACA JUGA: MA Afrika Selatan Putuskan Zuma Tidak Bisa Ikuti Pemilu“Kami menunjukkan seperti yang dikatakan oleh Presiden Biden sendiri, Amerika Serikat mendukung Afrika,” kata Sullivan kepada wartawan.
Namun Biden, setelah mengadakan pertemuan puncak besar dengan para pemimpin Afrika pada akhir 2022, belum menepati janjinya untuk mengunjungi benua itu selaku presiden.
Ketika ditanya oleh seorang reporter, kapan Biden akan berkunjung ke Afrika, Biden menjawab pada Februari. Ia berharap menjabat kembali setelah persaingan ulang pemilu melawan Donald Trump.
Meskipun Afrika seringkali menjadi pihak yang tidak diuntungkan dalam diplomasi AS, benua itu telah menjadi sumber masalah baru bagi Washington.
Rusia semakin banyak melakukan terobosan di benua tersebut, yang terbaru berlangsung di Niger, negara di mana AS setuju untuk menarik 1.000 tentaranya. Perang juga telah menghancurkan negara-negara di benua tersebut termasuk di antaranya peranga yang terjadi di Sudan.
Amerika Serikat juga menghadapi persaingan dari China di benua itu. China telah mengucurkan miliaran dolar dalam bentuk dana infrastruktur kepada Afrika dalam 20 tahun terakhir.
BACA JUGA: Laporan: Selera China terhadap ‘Kayu Berdarah’ Mungkin Picu Konflik di MozambikAS telah lama bergantung pada mitra-mitra regional mereka di Afrika namun hubungan dengan beberapa negara kunci di benua tersebut terus memburuk, ungkap Cameron Hudson, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies.
Afrika Selatan telah membuat marah AS dengan menolak untuk memberikan sanksi kepada Rusia terkait invasinya di Ukraina. Afrika Selatan juga membuat AS berang karena membawa kasus dugaan genosida Israel ke Mahkamah Internasional.
Sementara itu, hubungan AS dengan Ethiopia renggang akibat perang brutal di wilayah Tigray. Relasi yang terjalin antara AS dan Nigeria juga ikut memburuk akibat gejolak politik internal di negara terpadat di benua Afrika itu.
“Jadi saya pikir Kenya benar-benar berdiri sendiri saat ini di antara kekuatan regional lainnya yang bisa diandalkan oleh AS,” kata Hudson. [ps/ns/rs]