Biden: Saya ‘Beruntung’ jika Kembali Melawan Trump pada Pemilu Mendatang

Presiden AS Joe Biden melepas masker yang ia gunakan sebelum menyampaikan pidato di Capitol Hill dalam acara peringatan satu tahun setelah serangan terhadap gedung Capitol di Washington, pada 6 Januari 2022. (Foto: Pool via Reuters/Greg Nash)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Kamis (24/3) bahwa ia akan merasa senang jika lawannya pada pemilu 2024 mendatang adalah Donald Trump. Jika hal tersebut terlaksana, itu akan menjadi ulangan dari pertarungan yang terjadi pada pemilu 2020.

Dalam “pemilihan berikutnya, saya akan sangat beruntung jika saya menghadapi orang yang sama yang melawan saya,” kata Biden kepada para wartawan ketika menghadiri KTT NATO dan G7 di Brussels.

BACA JUGA: Biden Pastikan Kamala Harris akan Jadi Pendamping di 2024

Biden jarang berbicara tentang prospeknya untuk masa jabatan kedua dan muncul spekulasi bahwa dia mungkin tidak akan mencalonkan diri lagi. Dia akan berusia 81 tahun pada masa pemilihan dan 86 pada akhir masa kepresidenannya, jika terpilih kembali.

Namun, ketika ditanya dalam jumpa pers tentang prospek bahwa seseorang seperti Trump dapat menggantikannya dalam dua tahun, Biden mengindikasikan bahwa skenario itulah yang memotivasi dirinya untuk tetap menjabat.

Trump, yang kalah pada pemilu 2020 setelah menjabat hanya satu periode, telah berkampanye dengan klaim bahwa dia memenangkan pemilihan dan tidak merahasiakan bahwa dia ingin kembali ke Gedung Putih.

Your browser doesn’t support HTML5

Trump Janjikan Perusuh Capitol Bebas Jika Ia Jadi Presiden

Biden merujuk pada kerusuhan 6 Januari tahun lalu yang dilakukan oleh para pendukung Trump di mana mereka menyerbu gedung Kongres setelah Trump mengatakan kepada mereka bahwa terdapat kecurangan dalam pemilu yang sudah berlangsung.

Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa Biden berada dalam posisi lemah karena inflasi yang mencapai rekor dalam beberapa dekade telah menurunkan tingkat kepercayaan pada kinerjanya. Selain itu, janjinya untuk menyembuhkan polarisasi politik yang parah di Amerika dianggap gagal.

Partai Demokrat kini menghadapi perjuangan berat untuk mempertahankan kendali di Kongres dalam pemilihan paruh waktu pada November mendatang. [lt/ka]