Biden Serukan agar Assad ‘Dimintai Pertanggungjawaban’

Presiden AS Joe Biden memberikan pernyataan setelah pemberontak Suriah mengumumkan bahwa mereka telah menggulingkan Bashar al-Assad, di Gedung Putih, Washington DC, Minggu 8 Desember 2024.

Presiden AS Joe Biden pada Minggu (8/12) mengatakan, pemimpin Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad harus “dimintai pertanggungjawaban” tetapi dia juga menyebut pergolakan politik negara itu sebagai “kesempatan bersejarah” bagi rakyat Suriah untuk membangun kembali negara mereka.

Dalam sebuah pidato yang merupakan reaksi penuh AS pertama terhadap penggulingan Assad oleh koalisi faksi pemberontak yang dipimpin Islamis, Biden menyatakan optimismenya. Namun, dia juga memperingatkan bahwa Washington akan “tetap waspada” terhadap munculnya kelompok teroris.

“Jatuhnya rezim ini adalah tindakan keadilan yang mendasar,” kata Biden, berbicara dari Gedung Putih. “Ini adalah momen kesempatan bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita,” tambahnya.

Ditanya oleh jurnalis, apa yang semestinya terjadi pada presiden yang digulingkan, yang dilaporkan telah melarikan diri ke Moskow, Biden mengatakan bahwa “Assad harus dimintai pertanggungjawaban.”

Biden, yang akan menyelesaikan masa jabatan pada Januari dan memberi jalan bagi kembalinya Donald Trump dari Partai Republik ke tampuk kekuasaan, mengatakan Washington akan membantu warga Suriah dalam membangun negaranya kembali.

“Kami akan terlibat dengan semua kelompok Suriah, termasuk dalam proses yang dipimpin oleh PBB, untuk membangun transisi dari rezim Assad menuju Suriah yang merdeka dan berdaulat dengan konstitusi baru,” katanya.

BACA JUGA: Indonesia Berharap Proses Transisi di Suriah Berlangsung Inklusif, Demokratis, dan Damai

Namun, Biden juga memperingatkan bahwa kelompok-kelompok Islam garis keras dalam aliansi pemberontak yang menang akan tetap berada di bawah pemantauan.

“Beberapa kelompok pemberontak yang menjatuhkan Assad memiliki catatan suram sendiri, terkait terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia,” kata Biden.

Amerika Serikat telah “mencatat” pernyataan baru-baru ini oleh pemberontak yang menunjukkan bahwa mereka telah memoderasi, kata Biden, tetapi memperingatkan: “Kami akan menilai tidak hanya kata-kata mereka, tetapi tindakan mereka.”

Biden mengatakan Washington “melihat dengan jernih” bahwa kelompok ekstremis negara Islam, sering dikenal sebagai ISIS, “akan mencoba mengambil keuntungan dari kekosongan kekuasaan untuk membangun kembali” organsiasinya di Suriah.

“Kami tidak akan membiarkan itu terjadi,” katanya.

Biden menambahkan bahwa pada Minggu saja, pasukan AS telah melakukan “puluhan” serangan terhadap ISIS di wilayah Suriah.

Sebelumnya, Biden bertemu dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih untuk membahas krisis tersebut.

Jurnalis AS yang Hilang

Kejatuhan Assad dilaporkan terjadi kurang dari dua pekan setelah kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melakukan perlawanan terhadap pemerintahan keluarga Assad yang telah berkuasa lebih dari lima dekade, dengan serangan pemberontak secara kilat yang menghancurkan garis depan yang telah lama beku dalam perang saudara negara itu.

Pemberontak mengumumkan pada Minggu, bahwa mereka telah merebut Damaskus dan bahwa Assad telah melarikan diri, yang memicu perayaan di seluruh negara itu dan penjarahan rumah mewah Assad.

Seorang sumber Kremlin mengatakan kepada kantor berita Rusia bahwa pemimpin yang digulingkan itu sekarang berada di Moskow, bersama dengan keluarganya.

BACA JUGA: Rusia: Assad Tinggalkan Suriah, Perintahkan Serah Terima Kekuasaan secara Damai

Militer AS menempatkan sekitar 900 tentara di Suriah dan 2.500 di Irak sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk pada 2014, untuk membantu memerangi kelompok jihadis ISIS.

Mereka secara rutin menyerang sasaran di negara itu termasuk yang terkait dengan milisi yang didukung Iran. Teheran adalah pendukung utama pemerintahan Assad.

Biden juga menegaskan bahwa pihak berwenang AS percaya jurnalis Amerika Austin Tice, yang diculik di Suriah pada 2012, masih hidup.

“Kami yakin dia masih hidup,” kata Biden, tetapi AS belum “mengidentifikasi di mana dia berada.” [ns/ab]