Biden: ‘Setiap Warga Amerika Harus Kenakan Masker…’

Mantan Wapres AS dan Capres Partai Demokrat untuk Pilpres AS 2020, Joe Biden, membetulkan letak maskernya saat berkampanye di New Castle, Delaware, AS, 21 Juli 2020. (Foto: dok).

Sekarang ini tercatat lebih dari 20 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia dengan lebih dari 759 ribu kematian. Sebentar lagi diperkirakan akan tercapai angka satu juta kematian di tengah masyarakat dunia.

“Setiap warga Amerika harus mengenakan masker sewaktu berada di luar rumah minimum selama tiga bulan mendatang,” kata Joe Biden, yang akan menjadi calon presiden dari partai Demokrat dalam pemilu mendatang, hari Kamis (13/8). Ini menandai setidaknya satu perbedaan dalam caranya menangani pandemi virus corona dibandingkan dengan cara Presiden Donald Trump.

“Setiap gubernur harus mengeluarkan mandat mengenai kewajiban mengenakan masker,” katanya. “Perkiraan para pakar menyebutkan ini akan menyelamatkan lebih dari 40 ribu jiwa.”

BACA JUGA: Trump Bermasker, Harapkan Vaksin Virus Corona

Trump, yang jarang terlihat mengenakan masker sementara virus ini merajalela di Amerika, telah menolak untuk mendesak agar gubernur mengeluarkan perintah wajib mengenakan masker.

Suatu kekeliruan dalam sistem pelaporan Covid-19 di California menyebabkan tidak dilaporkannya hingga 300 ribu kasus di negara bagian itu, kata para pejabat di sana.

BACA JUGA: Sepanjang Juli, Kematian Akibat Covid di AS Lebihi 25.000 Kasus

Menurut data New York Times hari Jumat, California adalah negara bagian pertama di AS yang mencatat lebih dari 600 ribu kasus Covid-19, dengan hampir 11 ribu kematian. Pada hari Kamis, California melaporkan 7.911 kasus baru dan 187 kematian karena virus corona.

Sementara itu pakar penyakit menular terkemuka AS Dr. Anthony Fauci menyatakan ia berharap kondisi AS terkait pandemi ini akan lebih baik daripada sekarang.

Fauci mengatakan virus corona kemungkinan besar tidak akan pernah lenyap, tetapi para pejabat kesehatan dapat berusaha membuatnya berkurang ke “tingkat rendah.”

BACA JUGA: Pakar Kesehatan AS: Virus Corona Tidak Akan Pernah Bisa Lenyap

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan negara-negara harus melakukan semuanya, tes, pengisolasian dan perawatan pasien, serta pelacakan dan pengarantinaan orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien.

Para pakar lainnya memperingatkan bahwa apabila para pemimpin dunia tidak bertindak untuk menanggulanginya, virus corona akan sama atau bahkan lebih mematikan daripada pandemi flu tahun 1918, yang diyakini menewaskan 50 juta orang di seluruh dunia.

Suatu penelitian baru yang dimuat Journal of the American Medical Association Network Open meninjau kasus di kota New York.

Disebutkan bahwa meskipun para dokter memasukkan faktor teknologi, obat-obatan dan informasi yang tidak ada 100 tahun silam, peningkatan jumlah kasus Covid-19 dalam dua bulan pertama wabah “secara substansial lebih besar” daripada puncak wabah flu 1918.

Aplikasi baru

Tiga negara bagian lagi - Alabama, North Dakota dan Wyoming – meluncurkan aplikasi untuk memperingatkan warga mengenai kemungkinan terpapar Covid-19, lapor kantor berita Reuters.

Aplikasi untuk deteksi penyebaran Covid-19 (contact tracing) . (Foto: ilustrasi/ REUTERS/Clodagh Kilcoyne/Illus).


Virginia adalah negara bagian pertama yang menerapkan teknologi itu, dan negara bagian-negara bagian lainnya sedang mengujicoba aplikasi itu dan berencana menggunakannya dalam beberapa pekan mendatang.

Para pengguna yang mengunggah aplikasi itu di ponsel pintar mereka akan menerima peta negara bagian dan titik-titik tempat sebagian besar klaster berada, sehingga para pengunjung dan lain-lainnya dapat menghindari daerah-daerah itu.

Kekeliruan di Jerman

Perdana menteri negara bagian Bavaria, Jerman, meminta maaf atas masalah dalam sistem memasukkan data yang membuat sekitar 900 orang yang dites positif terjangkit Covid-19 tidak pernah mendapat pemberitahuan mengenai hal tersebut.

Markus Soeder. (Foto: dok).

Hampir 44 ribu orang yang mengunjungi Bavaria sekitar dua pekan silam telah menunggu-nunggu hasil tes mereka. Para pejabat meyakini sekitar 900 tes teruji positif.

“Ini sungguh sangat memalukan. Kami hanya dapat meminta maaf,” kata Markus Soeder kepada para wartawan. Ia berjanji untuk mengatasi masalah itu dengan menambah lebih banyak lagi staf di pusat-pusat tes virus corona. Menteri Kesehatan Bavaria mengajukan pengunduran diri.

Soeder sebelumnya disebut-sebut sebagai calon pengganti Kanselir Angela Merkel.

Perawatan gigi

Sementara itu para dokter gigi marah dengan rekomendasi WHO agar warga menunda pemeriksaan rutin di daerah-daerah di mana virus corona tampaknya menyebar.

“Dokter gigi telah menjadi ahli dalam pengendalian infeksi selama lebih dari 20 tahun karena ketakutan akan HIV-AIDS,” kata ketua Asosiasi Dokter Gigi California Dr. Richard Nagy. “Jadi kami terbiasa mempersiapkan klinik kami bagi pengendalian penyakit menular. Kami benar-benar meningkatkan pengetahuan mengenai pathogen yang menyebar melalui udara dan mempersiapkan tempat-tempat praktik dalam hal meningkatkan penggunaan APD, meningkatkan pelatihan bagi staf kami,” jelasnya.

Dokter gigi Kathleen Saturay mengenakan APD dan pelindung wajah serta masker saat menangani pasiennya di Seattle, di tengah pandemi Covid-19, 27 Mei 2020. (Foto: dok).


Asosiasi Dokter Gigi Amerika menyatakan “sangat tidak sependapat” dengan WHO dan menyatakan para dokter dapat bekerja dengan aman dengan peralatan yang tepat.

Banyak praktik medis AS segera melakukan pengecekan suhu tubuh terhadap semua pasien yang memasuki tempat tersebut dan membatasi jumlah orang yang diizinkan berada pada saat bersamaan di sana. [uh/ab]