Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menandatangani perjanjian keamanan bilateral untuk 10 tahun ke depan pada Kamis (13/6) untuk memperkuat pertahanan Ukraina melawan penjajah Rusia.
Kesepakatan tersebut, yang ditandatangani di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 di Italia, bertujuan agar pemerintahan AS mendatang berkomitmen untuk mendukung Ukraina, bahkan jika mantan presiden Donald Trump memenangkan pemilu pada bulan November, kata para pejabat.
Dalam pidatonya, Biden mengatakan: “Tujuan kami adalah kekuatan kemampuan pertahanan dan pencegahan Ukraina yang kredibel dalam jangka panjang. Perdamaian yang langgeng bagi Ukraina harus didukung oleh kemampuan Ukraina sendiri untuk mempertahankan diri saat ini dan mencegah agresi pada masa depan, kapan pun pada masa depan. Amerika Serikat akan membantu memastikan bahwa Ukraina dapat melakukan keduanya.”
Sementara itu, Zelenskiy menimpalinya dengan mengatakan: “Ini adalah perjanjian mengenai langkah-langkah untuk menjamin perdamaian berkelanjutan, dan oleh karena itu menguntungkan semua orang di dunia karena perang Rusia melawan Ukraina adalah nyata. Ancaman global yang nyata.”
Perjanjian tersebut menunjukkan bahwa AS akan menyediakan senjata dan amunisi serta berbagi informasi intelijen dan dimaksudkan sebagai langkah menuju keanggotaan Ukraina di NATO.
Zelenskiy telah lama berusaha menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO), tetapi sekutu-sekutu Baratnya belum bertindak.
Juga, pada Kamis (13/6), para pemimpin G7 secara prinsip menyetujui rencana untuk mengeluarkan pinjaman sebesar $50 miliar untuk Ukraina. Dana itu berasal dari bunga aset negara Rusia yang dibekukan setelah Moskow melancarkan invasi ke negara tetangganya itu pada 2022. [lt/ab]