Presiden AS Joe Biden memulai kampanye pemilihan kembalinya, dengan berjanji untuk menjadikan pembelaan sistem demokrasi Amerika Serikat, sebagai tema utama dari kampanye 2024 yang berpotensi memberikan dirinya sebuah masa jabatan kedua.
Penyerbuan terhadap gedung Capitol AS oleh pendukung Donald Trump dengan tujuan mencegah Kongres mengesahkan kemenangan Joe Biden telah terjadi tiga tahun lalu, pada 6 Januari 2021, tetapi Presiden ingin agar rakyat Amerika tetap mengingatnya.
“Gerombolan pendukung Trump itu bukan melakukan demonstrasi damai, tetapi sebuah serangan disertai kekerasan,” ujar Biden.
Pada Jumat, Biden memperingatkan bahwa upaya mantan Presiden Donald Trump untuk merebut kembali Gedung Putih pada 2024 merupakan ancaman besar bagi negara ini.
“Trump tidak akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang Presiden Amerika Serikat. Dia menolak untuk mengecam kekerasan politik. Jadi, dengarkan pesan saya. Saya mengatakan apa yang tidak disampaikan Donald Trump. Kekerasan politik tidak akan pernah bisa diterima di dalam sistem politik Amerika Serikat. Tidak pernah. Kekerasan itu tidak punya tempat di dalam demokrasi. Sama sekali tidak,” tambah Biden.
Biden menyebut demokrasi sebuah perjuangan yang yang sakral dan bersumpah untuk mempertahankannya, kali ini Biden meluncurkan serangan yang paling tajam terhadap Trump, pesaing paling mungkin dalam pemilihan presiden bulan November. Trump sendiri telah memulai kampanye 2024-nya dengan sebuah reli di Iowa.
“Catatan Biden adalah rentetan kelemahan, ketidakmampuan, korupsi dan kegagalan. Selain itu, apa yang dia lakukan cukup bagus, iya kan? Itu daftar yang luar biasa. Itu daftar yang luar biasa, bukan? Karena itulah, Crooked Joe menggelar kampanye penuh ketakutan dan menyedihkan saat ini di Pennsylvania,” kata Trump.
Serangan terhadap Trump menandai sebuah fase baru dalam kampanye Biden.
BACA JUGA: Dalam Kampanye, Biden Bandingkan Trump yang 'Sakit' dengan NaziBerfokus pada upaya Trump untuk membalikkan hasil Pemilu 2020 dan ancaman terhadap demokrasi bisa menjadi kunci untuk mempengaruhi rakyat agar memilihnya, sementara Biden menghadapi popularitas yang rendah dan diakhir 2023 dengan hanya meraih 39 persen popularitas.
Lynne Patton adalah penasehat senior di tim kampanye Trump. “Pernyataannya hari ini menunjukkan bahwa Biden akan terus menerus mengalihkan perhatian publik, dari fakta bahwa dia memiliki tingkat inflasi paling buruk dalam sejarah AS, bahwa dia telah menempatkan kita di ambang Perang Dunia III, dan bahwa dia membiarkan perbatasan sisi selatan runtuh di bawah kepemimpinannya selama tiga tahun terakhir.”
Sementara Biden berpidato, kampanye Trump menyatakan bahwa Biden adalah ancaman terbesar bagi demokrasi dan telah mempersenjatai sistem hukum melawan musuh politik utamanya.
Trump telah didakwa dalam 91 dakwaan kejahatan, termasuk upaya untuk membalikkan Pemilu 2020 di bawah dakwaan-dakwaan terpisah dari negara bagian Georgia dan pemerintah federal.
Dia menolak mengakui kesalahannya dalam semua dakwaan itu dan memimpin dengan selisih cukup besar di antara kandidat-kandidat utama Partai Republik. Dia memberi sinyal bahwa dia akan menggunakan pemerintahan federal untuk melawan musuh-musuh politiknya jika dia menang, sehingga memicu keprihatinan tentang perjalanan demokrasi Amerika.
William Howell adalah profesor politik Amerika di Universitas Chicago. “Disini kita benar-benar mempertaruhkannya, dan perbedaan harus diperjelas, dan menurut saya Biden mencoba untuk melakukan itu secara dini sebagai bagian dari kampanyenya,” kata Howell yang juga menulis buku Presidents, Populism, and the Crisis of Democracy ini.
Pada Jumat, Mahkamah Agung setuju untuk mendengarkan upaya banding terhadap keputusan MA negara bagian Colorado yang menyatakan bahwa Trump tidak boleh ikut serta dalam pemilihan Partai Republik di Colorado karena terlibat dalam pemberontakan. Negara bagian Maine juga telah melarang Trump ikut serta dalam pemilihan sejenis karena ulahnya pasca pemilu 2020. [ns/jm]