Presiden Joe Biden, pada Rabu (13/9) malam, menepis penyelidikan pemakzulan yang dilakukan fraksi Republik di DPR Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa menurutnya, mereka melancarkan penyelidikan itu karena mereka ingin menutup operasi pemerintah federal (shutdown).
Berbicara dalam acara penggalangan dana Partai Demokrat di Virginia, Biden mengatakan, ia tidak khawatir akan penyelidikan tersebut. “Saya berfokus pada hal-hal yang diinginkan rakyat untuk saya lakukan.”
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan Biden yang pertama atas peluncuran penyelidikan pemakzulannya sejak diumumkan oleh Kevin McCarthy. Ketua DPR dari Partai Republik itu juga kesulitan untuk mendapatkan suara guna mendanai pemerintah dan mencegah penutupan pemerintah federal.
BACA JUGA: AS, China Susun Visi Tatanan Dunia Baru di Tengah Perbedaan HAMKeputusan McCarthy yang mendadak untuk memakzulkan Biden terkait bisnis putranya, Hunter, dan keuangan keluarga telah merebut hati bahkan anggota fraksi Republik yang paling enggan sekalipun. Sebagian anggota DPR fraksi Republik mendorong tindakan cepat sedangkan sebagian lainnya memperkirakan itu akan berlanjut hingga 2024, tahun pemilu akan dilaksanakan.
McCarthy membuka dan menutup pertemuan tertutup pada Rabu dengan anggota DPR dari Partai Republik, membenarkan alasan atas penyelidikan yang diminta oleh mantan Presiden Trump itu.
Ini merupakan momen yang sangat penting secara politik bagi McCarthy, yang tugasnya menjadi sasaran sekutu sayap kanan Trump. Ia mengisyaratkan adanya potensi dakwaan penyalahgunaan wewenang, korupsi dan menghalangi kemungkinan pasal pemakzulan.
Gedung Putih melakukan mobilisasi untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai “klaim yang belum pernah terjadi dan tidak berdasar” terhadap presiden terkait dengan putranya, Hunter, dan keuangan keluarganya.
Dalam penyelidikan tersebut, anggota DPR dari Partai Republik mencoba menghubungkan Biden dengan urusan bisnis putranya dan mengalihkan perhatian dari ancaman hukuman yang dihadapi Trump.
Gedung Putih mengatakan Joe Biden tidak terlibat urusan bisnis putranya. Sejauh ini, Partai Republik tidak menemukan bukti signifikan mengenai kesalahan yang dilakukan Biden, yang sering berbicara dengan putranya sebagai wakil presiden dan mampir pada jamuan makan malam bisnis dengan rekan-rekan putranya.
Anggota DPR fraksi Republik, dipimpin oleh ketua Komisi Pengawasan James Comer, telah memperoleh ribuan halaman catatan keuangan dari berbagai anggota keluarga Biden dan rekan mereka melalui panggilan pengadilan ke Departemen Keuangan dan berbagai lembaga keuangan.
Comer telah berulang kali mengklaim – tanpa bukti substansial – bahwa dokumen-dokumen tersebut cukup untuk menunjukkan bahwa Hunter Biden menjual nama ayahnya dan terdapat kebijakan yang dibuat Biden ketika menjabat sebagai wakil presiden. Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan itu.
Dakwaan federal menyebutkan Hunter Biden telah berbohong pada formulir yang wajib diisi setiap kali seseorang hendak membeli senjata api ketika ia masih menggunakan narkoba. Ia mencentang kotak yang menyatakan ia bukan pengguna dan tidak kecanduan narkoba. Padahal, ketika membeli Colt Cobra Special di Wilmington, Delaware, pada 2018 ia adalah pengguna narkoba. Ia juga dituduh memiliki senjata itu secara ilegal sebagai pengguna narkoba.[ka/jm]