Biden ‘Tidak Yakin’ akan Ada Transisi yang Damai jika Trump Kalah Pemilu

Kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, tiba di acara kampanye di Harrisburg, Pennsylvania, pada 31 Juli 2024. (Foto: AP/Alex Brandon)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Rabu (7/8) bahwa dia tidak yakin akan ada proses transisi pemerintahan yang damai di negaranya jika kandidat Partai Republik Donald Trump kalah dalam pemilu presiden 5 November mendatang.

“Jika Trump kalah, saya tidak yakin sama sekali,” kata Biden dalam wawancara dengan CBS News ketika ditanya apakah dia berpikir akan ada proses transisi pemerintahan yang damai setelah pemilu.

“Dia serius tentang apa yang dia katakan. Kami tidak menganggapnya demikian, tetapi dia serius tentang itu. Semua hal tentang jika mereka kalah, akan ada pertumpahan darah,” tambah Biden.

Ketika berkampanye di Ohio pada bulan Maret lalu, Trump memperingatkan akan ada “pertumpahan darah” jika dia gagal memenangkan pemilu kali ini. Saat itu, Trump sedang berdiskusi tentang perlunya melindungi industri otomotif AS dari kompetisi internasional. Trump juga menambahkan bahwa dia merujuk pada industri otomotif ketika mengatakan istilah itu.

Your browser doesn’t support HTML5

Ukraina, Tiongkok, Gaza: Bagaimana Kebijakan Luar Negeri Kamala Harris?

Sebelumnya, Trump dengan tanpa bukti mengklaim kemenangan pada pemilu tahun 2020 ketika melawan Biden dan mendapat tuntutan kriminal di Washington dan Georgia karena secara ilegal berupaya mengubah hasil pemilu.

Biden memutuskan mundur dari pemilu pada bulan lalu ketika para koleganya di Partai Demokrat memintanya untuk mundur setelah penampilan debat yang buruk melawan Trump; memunculkan pertanyaan mengenai kondisi kesehatan dan usia presiden dari Partai Demokrat itu.

Wakil Presiden Biden, Kamala Harris, sejak saat itu meraih nominasi Partai Demokrat dan kini berkompetisi melawan Trump. [th/ab]