Dengan gelombang panas yang melanda seluruh Amerika Serikat, Presiden Joe Biden pada hari Kamis (27/7) mengumumkan langkah-langkah baru untuk melindungi para pekerja, meningkatkan prakiraan cuaca, dan membuat air minum lebih mudah diperoleh.
Pengumuman itu muncul karena hampir 40% penduduk AS menghadapi risiko terkait panas tinggi, menurut Badan Cuaca Nasional.
Suhu tinggi melanda negara-negara bagian Barat Daya AS bulan ini, dan lebih banyak panas diperkirakan terjadi di Barat Tengah dan Timur Laut AS dalam beberapa hari mendatang.
Fenomena ini adalah masalah dunia, dan para ilmuwan memperhitungkan, bulan Juli akan menjadi bulan terpanas dalam sejarah.
"Saya kira tidak ada lagi yang bisa menyangkal dampak perubahan iklim," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.
"Bahkan mereka yang menyangkal bahwa kita berada di tengah-tengah krisis iklim, tidak dapat menyangkal dampak panas ekstrem terhadap orang Amerika," tambahnya.
Pemerintahan Biden berencana membelanjakan $7 juta untuk pengembangan prakiraan cuaca yang lebih terperinci, guna mengantisipasi cuaca ekstrem seperti gelombang panas. Dana $152 juta juga dianggarkan untuk meningkatkan prasarana air minum dan ketahanan iklim di California, Colorado, dan Washington. [ps/lt]