Setelah pemilihan presiden bulan November nanti, akan ada dua presiden yang tinggal di Gedung Putih jika Hillary Clinton menang atas Donald Trump.
Presiden yang kedua adalah suami Hillary, mantan presiden Bill Clinton. Timbul pertanyaan, apa sebutan yang akan diberikan kepada Bill Clinton? Yang pasti bukan First Lady atau Ibu Negara, tapi yang pasti juga, ia tidak akan disebut First Father, atau Bapak Bangsa, karena istilah itu biasanya dipakai untuk pendiri sebuah negara.
Ini masalah pelik, karena belum pernah terjadi sebelumnya. "Jelas dia tidak akan disebut 'first lady.' Ia tentu seharusnya dipanggil 'first gentleman' (bapak negara)," ujar Allan Lichtman, profesor ilmu sejarah di American University di Washington, D.C.
Presiden Bill Clinton dan ibu negara Hillary Clinton di Washington tahun 1994.
Di Amerika, istri presiden yang disebut first lady biasanya tidak terlalu menonjolkan diri, dan tugasnya adalah mendukung suaminya dengan diam-diam.
Secara historis, ibu negara di Amerika menjalankan kebijakan yang tidak kontroversial, seperti yang dilakukan oleh Michelle Obama yang mendorong kampanye untuk mengurangi tingkat obesitas pada anak-anak, suatu proyek yang didukung oleh kebanyakan warga Amerika.
Tapi Hillary Clinton, ketika ia menjadi ibu negara, berusaha merombak sistem jaminan kesehatan Amerika, suatu isu kebijakan yang sangat kompleks dan kontroversial karena menyangkut banyak kepentingan kelompok.
Suami-istri Clinton telah mengisyaratkan bahwa jika Hillary menang, Bill akan melepaskan jabatannya dalam Yayasan Clinton untuk mencegah adanya persepsi konflik kepentingan.
Jadi apa saja tugas yang akan dilakukannya di Gedung Putih? Apakah ia akan mengadakan jamuan minum teh dan mengatur dekor di Gedung Putih?
“Ia akan perlu belajar," ujar Lichtman. "Dan saya kira ia bisa melakukannya pada usia 70 tahun. Jelas ia cukup cerdas untuk mencari tahu."
Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan mantan presiden Bill Clinton tiba di Temple University di Philadelphia (29/7). (AP)
Namun Bill Clinton dikenal kurang bisa diatur, ujar Lichtman. Dan jika ia lebih menonjol dari istrinya, sang presiden (jika ia terpilih), Lichtman mengatakan hal itu dapat menimbulkan masalah.
"Apakah ia dapat mengontrol dirinya adalah pertanyaan yang jauh lebih besar dan menarik," katanya. [isa/sp]