Blinken akan Sampaikan Pidato tentang Kebijakan AS terhadap China Minggu Ini

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hadir dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi di Tokyo, pada 23 Mei 2022. (Foto: Pool via AP/Philip Fong)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan memberikan pidato kebijakan yang penting, menjabarkan pendekatan yang dilakukan pemerintahan Presiden Joe Biden dalam melanjutkan hubungannya dengan China. Pidato tersebut akan disampaikan dalam sebuah kesempatan di Universitas George Washington pada Kamis (26/5).

“Komunitas Masyarakat Asia akan menjamu Menteri Luar Negeri Antony Blinken ketika dia berpidato dan menguraikan kebijakan pemerintah terhadap China,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS. Pidato Blinken tersebut tertunda setelah ia dinyatakan positif mengidap COVID-19 pada 4 Mei lalu.

BACA JUGA: Biden: Kebijakan AS soal Taiwan Tak Berubah

Pidato itu disampaikan menyusul lawatan Presiden Joe Biden ke Jepang di mana ia mengatakan bahwa AS bersedia melakukan intervensi militer guna membela Taiwan seandainya China menginvasi wilayah kepulauan yang demokratis itu. Biden kemudian memberikan klarifikasi bahwa tidak ada perubahan dalam kebijakan AS yang selama ini disebut “ambiguitas strategis” terhadap Taiwan.

Pejabat-pejabat tertinggi AS dan sekutu-sekutunya di Asia telah mengatakan, agresi Rusia terhadap Ukraina melemahkan fondasi tatatan internasional, dan setiap usaha untuk mengubah status quo lewat kekuatan militer di Asia atau di bagian dunia lainnya tidak bisa diterima.

“AS selalu melakukan sebisanya untuk mencegah skenario kasus terburuk,” kata Matthew Funaiole, peneliti senior di lembaga kajian CSIS untuk proyek Kekuatan China. Ia memperkirakan Blinken akan menggunakan kata-kata yang disusun secara hati-hati untuk mempertegas kebijakan satu wilayah China yang diterapkan oleh Amerika.

BACA JUGA: Rusia dan China Patroli Bersama di Asia Pasifik

"AS sudah lama berpendapat bahwa pihaknya menyerahkan kepada rakyat Taiwan untuk menentukan masa depan mereka, dan masa depan itu harus diputuskan secara damai. Invasi Rusia ke Ukraina telah mengedepankan nuansa dari kebijakan AS terhadap Taiwan,” kata Funaiole kepada VOA.

Pejabat-pejabat AS mengatakan “kebijakan satu China” itu berbeda dari “prinsip satu China” yang dikumandangkan oleh Beijing. [jm/ka]