Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Senin (20/2) menjanjikan bantuan AS bagi Turki. Janji disampaikan Blinken dalam kunjungannya ke negara itu menyusul gempa bumi dahsyat awal Februari lalu.
Ia berbicara setelah mengunjungi zona gempa hari Minggu (19/2), di mana upaya penyelamatan mulai dikurangi, dua minggu setelah bencana terburuk dalam sejarah modern Turki itu terjadi.
“Amerika Serikat siap mendukung Anda pada saat Anda membutuhkan dan kami akan mendukung Anda selama diperlukan untuk pulih dan membangun kembali.”
Tapi bukan hanya gempa yang menjadi agenda Blinken.
Tanpa membuang waktu, Blinken mendorong Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk segera menerima keanggotaan Swedia dan Finlandia dalam NATO, sesuatu yang sangat didukung Washington.
BACA JUGA: Bantuan Gempa dan Ekspansi NATO dalam Agenda Kunjungan Menlu AS ke TurkiKedua negara mendaftarkan diri untuk bergabung dengan pakta pertahanan trans-Atlantik itu tahun lalu, setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Akan tetapi, mereka menghadapi keberatan tak terduga dari Turki.
Ankara mengatakan, Stockholm telah melindungi apa yang disebut Turki sebagai anggota kelompok teroris, dan belakangan memberi isyarat bahwa Ankara hanya akan menerima permohonan keanggotaan NATO yang diajukan Finlandia.
Cavusoglu mengatakan bahwa semua anggota NATO harus meyakinkan Swedia, khususnya, agar mengambil lebih banyak tindakan untuk mengatasi kekhawatiran Turki, dan mendapatkan dukungan Turki atas permohonannya.
“Finlandia dan Swedia telah mengambil langkah nyata untuk memenuhi komitmen yang mereka buat dalam perjanjian memorandum trilateral yang mereka tanda tangani dengan Turki di sela-sela KTT NATO di Madrid. Kami menyambut dan menghargai langkah-langkah itu, saya pikir itu cukup signifikan,” ungkap Blinken.
BACA JUGA: Kunjungi Turki, Blinken Janjikan Tambahan Bantuan Gempa Rp1,5 TriliunSementara Cavusoglu menambahkan bahwa perundingan yang tertunda dengan Swedia dan Finlandia akan dilanjutkan “segera” di Brussel – sebuah indikasi berkurangnya ketegangan antara Stockholm dan Ankara.
Hubungan Turki dan AS, yang sama-sama anggota NATO, merenggang sejak 2019, ketika Ankara membeli sistem pertahanan rudal Rusia.
Namun, Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan bantuan kemanusiaan total $185 juta (sekitar Rp2,8 triliun) untuk membantu penanggulangan dampak gempa bumi di Turki dan Suriah.
Korban tewas akibat gempa itu sekarang berjumlah lebih dari 46.000 orang di kedua negara. [rd/ka]