Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Senin (29/4) bahwa dia berharap Hamas akan menerima apa yang dianggapnya sebagai tawaran Israel yang “sangat murah hati” untuk melakukan gencatan senjata di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera.
“Saat ini, satu-satunya hal yang menghalangi rakyat Gaza dan gencatan senjata adalah Hamas,” kata Blinken di Riyadh, dalam perjalanan ke Timur Tengah untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai penghentian perang Israel-Hamas yang telah berlangsung hampir tujuh bulan.
“Mereka harus memutuskan – dan mereka harus mengambil keputusan dengan cepat,” kata Blinken tentang kelompok militan yang diperangi oleh Israel menyusul serangan yang mereka lakukan terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. “Saya berharap mereka akan mengambil keputusan yang tepat.
“Kita dapat melakukan perubahan mendasar dalam dinamika ini,” kata Blinken.
BACA JUGA: Palang Merah Internasional Sebut Tak Berwenang Gantikan Peran Badan PBB UNRWA di GazaDelegasi dari Hamas dijadwalkan tiba di Mesir pada Senin (29/4), Mesir bersama Qatar berupaya menjadi perantara kesepakatan yang akan menghentikan serangan Israel dan membebaskan para sandera. Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 34.000 orang, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, jumlah yang menurut Israel mencakup beberapa ribu pejuang Hamas yang tewas.
Sementara itu, Blinken mengatakan di Riyadh bahwa AS hampir menyelesaikan perjanjian keamanan dengan Arab Saudi yang akan ditawarkan jika negara tersebut berdamai dengan Israel.
“Pekerjaan yang telah dilakukan bersama oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat dalam hal perjanjian kita masing-masing, menurut saya, berpotensi hampir selesai,” kata Blinken pada audiensi di Forum Ekonomi Dunia.
Dia menambahkan kedua negara telah melakukan kerja sama intensif selama sebulan terakhir dalam normalisasi Israel-Saudi.
Blinken mengungkapkan bahwa dia dijadwalkan berada di Arab Saudi dan Israel pada 10 Oktober tahun lalu untuk memusatkan perhatian secara khusus pada bagian Palestina dari kesepakatan normalisasi karena itu merupakan komponen penting. Namun hal itu tidak terjadi karena serangan teror Hamas terhadap Israel.
“Untuk melanjutkan normalisasi, diperlukan dua hal: ketenangan di Gaza dan jalur yang kredibel menuju negara Palestina,” kata Blinken.
Para pejabat AS mengatakan bahwa menciptakan jalan menuju negara Palestina dengan jaminan keamanan bagi Israel adalah kunci bagi perdamaian dan keamanan abadi di Timur Tengah dan bagi integrasi Israel di wilayah tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak solusi dua-negara dan pemberian kontrol kepada Otoritas Palestina terhadap wilayah Gaza. Kedua usulan tersebut sendiri telah mendapat dukungan dari komunitas internasional.
Arab Saudi sendiri telah menuntut, sebagai prasyarat dari normalisasi hubungan dengan Israel, agar Israel berkomitmen untuk memuluskan solusi dua-negara. [lt/ka/rs]